Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BANDUNG - Proyek Bandara Kertajati di Majalengka, Jawa Barat, memperoleh pendanaan dari tujuh bank pembangunan daerah (BPD) syariah senilai Rp 906 miliar, dari kebutuhan total Rp 2,5 triliun. Akad pembiayaan ditandatangani oleh PT Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) dengan sindikasi bank yang dipimpin Bank Jateng Syariah.
"Pinjaman Rp 906 miliar itu untuk 10 tahun mulai 2017 sampai 2027," kata Direktur Operasional dan Unit Usaha Syariah Bank Jateng Syariah, Hanawijaya, selepas penandatanganan kredit di Gedung Sate, Bandung, kemarin.
Menurut Hanawijaya, dana pembiayaan tahap pertama akan dicairkan pada Juli ini sekitar Rp 250 miliar. Dia meminta BIJB segera menuntaskan kerja sama operasi (KSO) dengan PT Angkasa Pura II untuk pengoperasian bandara nantinya. "KSO agar segera dituntaskan setelah Lebaran."
Ia menambahkan, ada beberapa bank syariah lain yang tertarik memberikan dana pembiayaan tahap kedua. Tapi mayoritas mereka menunggu kejelasan KSO dengan AP II. "Ada delapan bank syariah sudah menandatangani non-disclosure agreement untuk pembiayaan tahap kedua," kata dia. Dana yang terhimpun dari sindikasi bank syariah pada tahap II itu diyakini cukup untuk menutupi kekurangan dana pembangunan Kertajati.
Menurut Hanawijaya, Bank Jateng Syariah mengambil porsi terbesar dan memimpin sindikasi karena keberadaan Bandara Kertajati di Majalengka akan mempermudah warga Jawa Tengah bagian barat yang berbatasan dengan Jawa Barat untuk mengakses sarana transportasi udara. "Kami sudah tes kemarin, dari Tegal dan Brebes lewat 'Brexit' sampai Cirebon 1 jam, dari Cirebon ke BIJB bisa 15 menit. Selama ini perjalanan dari Brebes ke Bandara Ahmad Yani di Semarang mencapai 5-6 jam," kata dia. "Ini juga akan memberikan dampak ekonomi buat Jawa Tengah bagian barat."
Direktur Utama BIJB Virda Dimas Ekaputra mengatakan pembiayaan sindikasi bank syariah ini akan menggeser porsi skema reksa dana penyertaan terbatas (RDPT). "Proyeksi awal RDPT Rp 930 miliar, kita lihat saja dinamikanya," ujar dia.
Menurut Virda, pembiayaan sindikasi bank syariah ini melebihi proyeksi pinjaman. BIJB juga menjajaki kemungkinan mendapat pendanaan dari sindikasi bank konvensional. Tapi sindikasi bank syariah yang masuk belakangan justru lebih dulu tuntas. "Dengan bank konvensional sedang dijajaki. Ada dinamika luar biasa, terutama persyaratan pencairan. Syariah ini tiga bulan belakangan intensif, dan persyaratan pencairan banyak yang bisa diterima dengan dokumen yang ada, maka pada hari ini bisa ditandatangani akad pembiayaan syariah."
Virda mencontohkan dokumen KSO dengan AP II. Bank konvensional mensyaratkan dokumen itu tuntas terlebih dulu. "KSO ini belum tanda tangan, MoU saja belum. Tapi kami sampaikan sedang proses, sudah ada pertemuan, ada notulensinya. Kalau syariah, persyaratan itu diterima. Kalau konvensional pengennya sudah jadi KSO," kata dia.
BIJB telah menunjuk PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) untuk mengatur strategi pembiayaan dengan menyiapkan skema RDPT. "Sudah masuk pendaftaran di OJK. Mudah-mudahan lancar sehingga Juli bisa diterbitkan, dinyatakan efektif," kata Direktur Pengembangan Proyek dan Advisory SMI Darwin Trisna Djajawinata, kemarin.
Darwin mengatakan sejumlah calon pemodal telah menyatakan komitmen awal. Mereka mayoritas dari perusahaan asuransi, termasuk BPJS Ketenagakerjaan dan PT Taspen "Sudah beberapa kali bertemu. Sedang dibahas di internal." Ahmad Fikri (Bandung) | Retno Sulistyowati
Bank Jateng Syariah Memimpin
Bank Jateng Syariah mengambil porsi terbesar dan memimpin sindikasi pembiayaan Bandara Kertajati. Alasannya, keberadaan bandara di Majalengka itu akan mempermudah warga Jawa Tengah bagian barat yang berbatasan dengan Jawa Barat mengakses sarana transportasi udara.
Kucuran kredit:
Bank Jateng Syariah: Rp 366 miliar
Bank Sumut Syariah: Rp 150 miliar
Bank Kalsel Syariah: Rp 100 miliar
Bank Kalbar Syariah: Rp 100 miliar
Bank Jambi Syariah: Rp 100 miliar
Bank Sulselbar Syariah: Rp 100 miliar
Bank BJB Syariah: Rp 40 miliar
Bagi hasil: ekuivalen 10,5 persen per tahun
Kebutuhan total dana Bandara Kertajati: Rp 2,5 triliun
Meliputi:
- Biaya proyek: Rp 2,1 triliun
- Dana cadangan: Rp 200 miliar
- Sisanya: biaya operasional 3 tahun
Setoran pemegang saham (pemerintah Jawa Barat dan PT Jasa Sarana): Rp 808 miliar
Dari Berbagai Sumber
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo