Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, SEMARANG – Jalur kereta Semarang - Yogyakarta bakal diaktifkan. Tahapan pembangunan sudah memasuki penyusunan jalur oleh Kementerian Perhubungan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Bidang Jaringan Transportasi dan Perkeretaapian Dinas Perhubungan Jawa Tengah, Henggar Budi Hanggoro, menuturkan pembangunan belum dimulai.
"Belum DED [detail engineering design]. Masih dilakukan oleh Kemenhub, tapi selalu dikomunikasikan dengan kami," ungkapnya di Semarang, Jawa Tengah, pada Kamis 6 Desember 2018.
Sebelum ditetapkan oleh Kemenhub, penentuan trase ini juga akan meminta persetujuan terlebih dahulu oleh bupati/wali kota yang wilayahnya dilalui jalur tersebut terutama terkait Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), termasuk nantinya Gubernur Jateng untuk skala provinsi.
"Secara prinsip sudah masuk di RTRW kabupaten/kota atau provinsi. Sudah tidak masalah, tinggal secara formalnya," tambahnya.
Untuk pelaksanaan konstruksi, kata Henggar, diperkirakan dimulai pada 2023, tapi tak menutup kemungkinan untuk dilaksanakan lebih awal dari waktu itu.
"Setelah DED, masih ada lagi amdal. Setelah itu ada lagi LARAP [land acquisition resettlement action plan] sebagai pelengkap penyusunan dokumen perencanaan pengadaan tanah," tuturnya.
Total ruas yang akan dibangun sepanjang 121 km, terdiri dari 102 km di wilayah Jateng dan sisanya Yogyakarta. Menurut Henggar, dari jalur sepanjang itu 35% akan menggunakan trase kereta lama yang saat ini masih mentok di Ambarawa, sisanya akan dibangun jalur baru.
"Kedungjati-Ambarawa sudah clear. Tinggal sebagian Kedungjati-Tuntang sudah dikerjakan karena kemarin sempat berhenti. Mudah-mudahan 2019 dilanjutkan lagi. Kemarin ada salah satu kampung terdampak, tapi sudah diatasi semua," ungkapnya.