Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Pemerintah Minta Tiket Pesawat Turun, Begini Respons Lion Air

Lion Air Group bersikap pada dasarnya akan mengikuti setiap kebijakan yang akan diterbitkan oleh Kementerian Perhubungan.

27 Maret 2019 | 09.58 WIB

Pesawat Lion Air JT-714 rute Jakarta-Pontianak yang telah berhasil dievakuasi diparkir di Bandara Supadio, Kabupaten Kubu Raya, Kalbar, Minggu 17 Februari 2019. ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang
Perbesar
Pesawat Lion Air JT-714 rute Jakarta-Pontianak yang telah berhasil dievakuasi diparkir di Bandara Supadio, Kabupaten Kubu Raya, Kalbar, Minggu 17 Februari 2019. ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Lion Air Group angkat bicara menanggapi permintaan pemerintah agar maskapai menurunkan harga tiket pesawat. Permintaan pemerintah ini terlihat di notulensi rapat lintas kementerian yang bocor ke grup WhatsApp kalangan jurnalis sejak semalam. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Ketika dimintai tanggapan terkait dengan keinginan pemerintah itu, Lion Air Group bersikap pada dasarnya akan mengikuti setiap kebijakan yang akan diterbitkan oleh Kementerian Perhubungan.

Corporate Communications Strategic of Lion Air Danang M. Prihantoro mengatakan akan menjalankan atau melaksanakan aturan dan kebijakan dari regulator. "Terkait dengan tarif tiket, kami akan melaksanakan kebijakan dari Kemenhub untuk keuntungan bersama serta kepentingan semua pihak," kata Danang, Selasa, 26 Maret 2019.

Notulen rapat yang bocor itu diduga berasal dari pertemuan di kantor Kementerian Koordinator Maritim beberapa waktu lalu. Di dalam notulensi rapat itu disebutkan bahwa pemerintah dalam hal ini Menko Maritim Luhut Pandjaitan dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menilai harga tiket pesawat saat ini masih mahal bagi masyarakat.

Budi Karya, masih dalam notulen tersebut, mengatakan bahwa tiket pesawat masih mahal kendati harga bahan bakarnya yakni avtur sudah diturunkan. Beberapa maskapai bahkan juga telah mendapat pola pembayaran khusus untuk pembelian avtur. 

Semua daerah, kata Budi Karya, telah meminta untuk penurunan harga tiket. Menurut dia, maskapai dinilai tidak mengindahkan permintaan untuk menurunkan harga tiket, sehingga menimbulkan masalah yang tidak pernah selesai.

Harga tiket maskapai penerbangan yang terlalu tinggi ini dinilai memicu dampak berantai yang kurang menguntungkan bagi sektor pariwisata. Selain itu juga berimbas pada turunnya tingkat keterisian pesawat (load factor).

Kementerian Perhubungan tadi malam dijadwalkan mengadakan konferensi pers terkait dengan kebijakan harga tiket pesawat. Akan tetapi, kegiatan tersebut ternyata dibatalkan tanpa ada alasan yang jelas. 

BISNIS

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus