Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat atau Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya telah menyiapkan dana Rp 1,2 triliun untuk membangun untuk membangun 6.000 unit bangunan Mandi Cuci Kakus atau MCK di Pondok Pesantren yang tersebar di seluruh Indonesi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dengan anggaran sebesar itu, setiap unit MCK akan memakan dana Rp 200 juta. Fasilitas yang disediakan pun lengkap, mulai dari bilik mandi, kakus atau toilet, tempat wudhu, wastafel cuci tangan dan tempat cuci pakaian juga instalasi pengolahan air limbah domestik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Proyek pembangunan 6.000 MCK ini akan menyerap 36.000 tenaga kerja.Hal ini merupakan salah satu upaya untuk menggerakkan roda perekonomian yang tersendat karena pandemi covid-19.
Direktur Jenderal Cipta Karya Diana Kusumastuti saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi V DPR RI beberapa waktu lalu, proyek 6.000 MCK ini masih tahap penyesuaian desain dan Rancangan Anggaran Belanja (RAB) yang disiapkan oleh konsultan perencana dan penyediaan tenaga fasilitator lapangan.
“Kami targetkan konstruksi dapat dimulai menjelang Idul fitri,” katanya seperti dikutip Tempo dari laman Kementerian PUPR, Senin 3 Mei 2021.
Selain menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, bersih dan sehat untuk para santri se-Indonesia, program ini juga dapat dirasakan masyarakat luas hingga ke pedesaan.
Selain manfaat kesehatan, kegiatan ini pun bertujuan untuk tetap mempertahankan daya beli masyarakat, apalagi di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi akibat Pandemi COVID-19.
“Pembangunan infrastruktur padat karya bertujuan untuk menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan daya beli masyarakat,” ujar menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
Selain membangun MCK, Ditjen Cipta Karya juga merencanakan enam kegiatan padat karya tunai lain, yakni meliputi proyek Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU), Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW), Tempat Pengolahan Sampah - Reduce Reuse Recycle (TPS3R), Sanitasi Perdesaan Padat Karya (Sanimas), SPAM Perdesaan Padat Karya (Pamsimas) dan kegiatan kontraktual dengan skema padat karya.
Untuk enam program padat karya tunai itu, pemerintah telah menyiapkan anggaran sekitar Rp 3,8 triliun dengan target penyerapan 183.821 tenaga kerja. Masing-masing proyek mempunyai alokasi anggaran yang berbeda.
Untuk KOTAKU butuh anggaran Rp 976,6 miliar, rencananya dilaksanakan di 2.099 lokasi. Lalu PISEW dilaksanakan di 1.500 kecamatan dengan anggaran Rp 900 miliar.
Begitu pun TPS3R dibangun di 147 lokasi dengan anggaran Rp 90 miliar. Kemudian Sanimas dilaksanakan di 5.510 lokasi dengan anggaran Rp 713,73 miliar, Pamsimas di 4.525 desa dengan anggaran Rp 943 miliar dan kegiatan kontraktual dengan skema padat karya tunai di 155 lokasi dengan anggaran Rp 224,9 miliar.
RAUDATUL ADAWIYAH NASUTION