Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Investasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengumumkan realisasi investasi sepanjang periode April-Juni atau triwulan kedua tahun 2022 didominasi oleh investor asing.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penanaman Modal Asing (PMA) pada kuartal kedua tahun ini sebesar Rp 163,2 triliun atau sebesar 54 persen dari seluruh realisasi investasi. "Ini meningkat sebesar 32 persen dibanding dengan periode yang sama pada tahun 2021," ujar Bahlil dalam konferensi pers pada Rabu, 20 Juli 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sepanjang semester pertama tahun ini, tercatat realisasi investasi asing mencapai Rp 310,4 triliun atau 53,1 persen dari total investasi. Bila dihitung secara year or year, realisasi PMA dalam semester satu ini tumbuh 35,8 persen.
Bahlil menjelaskan Singapura adalah negara asal investor asing dengan penanaman modal tertinggi di Indonesia pada triwulan kedua tahun 2022 ini. Nilainya mencapai US$ 3,1 miliar atau sebesar 27,7 persen.
Berikutnya, realisasi investasi dari Cina di Indonesia mencapai US$ 2,3 miliar atau porsinya sebesar 20 persen dari total investasi asing. Berikutnya, investasi dari Hong Kong sebesar US$ 1,4 miliar atau 11,9 persen. Sementara realisasi investasi dari Jepang sebesar US$ 0,9 miliar atau sebanyak 8,1 persen, dan Amerika Serikat US$ 0,8 miliar atau 6,8 persen.
Sedangkan penanaman modal dalam negeri (PMDN) pada triwulan kedua tahun ini mencapai Rp 139 triliun atau sebesar 46 persen. Secara quarter on quarter, angka tersebut naik 2,8 persen dan secara year on year naik 30,8 persen.
Selanjutnya: Sektor investasi yang paling diminati adalah industri logam dasar.
Jika ditotal, realisasi investasi asing dan dari dalam negeri pada kuartal kedua tahun ini mencapai Rp 302,2 triliun atau naik 7 persen ketimbang periode sebelumnya. Secara kumulatif, data realisasi investasi sepanjang semester satu mencapai Rp 584,6 triliun.
Realisasi investasi di luar Pulau Jawa lebih besar dibandingkan di Pulau Jawa. Di luar Jawa, penanaman modal mencapai Rp 157,1 triliun atau sebesar 52 persen. Jumlah tersebut secara year on year naik 38 persen. Sedangkan total penerimaan modal di Pulau Jawa sebesar Rp 145,1 triliun, atau tumbuh secara year on year juga naik 32,9 persen.
Sementara itu, sepanjang kuartal kedua tercatat 320.534 tenaga kerja yang terserap dalam realisasi investasi tersebut. Pada triwulan sebelumnya, jumlah tenaga kerja yang terserap sebanyak 319.013 orang.
Adapun sektor investasi yang paling menarik investor pada triwulan kedua adalah industri logam dasar, barang logam, bukan mesin, dan peralatannya. Pada sektor tersebut, nilai investasinya mencapai Rp 48,2 triliun atau sebesar 15,9 persen dari seluruh penanaman modal. Kemudian disusul sektor industri pertambangan senilai Rp 33 triliun atau 10,9 persen.
Sedangkan investasi di sektor perumahan, kawasan perindustrian, dan perkantoran nilainya mencapai Rp 26,7 triliun atau 8,8 persen. Pada sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi, investasinya mencapai Rp 25,6 triliun atau sebesar 8,5 persen. Kemudian sektor makanan menyumbang 7,4 persen investasi atau senilai Rp 22,4 triliun.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.