Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Pegadaian (Persero) Damar Latri Setiawan mengungkapkan bahwa ada beberapa faktor eksternal yang memengaruhi lonjakan harga emas Antam, yang tercatat mencapai Rp1.774.000 per gram pada Kamis, 20 Maret 2025. Kenaikan harga ini menandai rekor baru untuk harga emas Antam, yang terus mencatatkan peningkatan yang signifikan dalam beberapa hari terakhir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan data yang diakses melalui laman Logam Mulia, harga emas Antam mengalami kenaikan berturut-turut sejak tiga hari sebelumnya, dengan total kenaikan sebesar Rp 35 ribu. Menurut Damar, faktor utama yang memicu kenaikan harga emas ini adalah situasi global yang tidak stabil, yang menyebabkan banyak investor beralih ke instrumen investasi yang dianggap lebih aman, salah satunya adalah emas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Keadaan ini mencerminkan kecenderungan para investor untuk memilih emas sebagai sarana perlindungan nilai aset di tengah ketidakpastian pasar global yang melanda.
"Ketika dunia mengalami ketidakpastian seperti krisis ekonomi, resesi atau inflasi yang tinggi, investor biasanya mencari aset yang aman, salah satunya emas," kata Damar, sebagaimana dikutip dari Antara, Kamis, 20 Maret 2025.
Selain itu, kebijakan suku bunga rendah yang diterapkan oleh bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed), telah mengurangi daya tarik bagi investor untuk menanamkan modal di pasar uang, seperti obligasi dan instrumen pasar uang lainnya.
Dengan suku bunga yang rendah, imbal hasil dari instrumen-instrumen tersebut menjadi kurang menguntungkan, sehingga banyak investor memilih untuk beralih ke emas sebagai instrumen investasi yang lebih stabil dan aman, yang juga berfungsi sebagai alat lindung nilai (hedging) terhadap ketidakpastian ekonomi.
Di samping faktor tersebut, ketegangan geopolitik yang terjadi di berbagai belahan dunia juga turut meningkatkan permintaan terhadap emas. Ketidakpastian yang ditimbulkan oleh konflik internasional dan ketegangan politik membuat investor mencari aset yang lebih aman dan tahan terhadap gejolak pasar, dan emas telah terbukti menjadi pilihan utama dalam situasi seperti ini.
“Emas juga salah satu instrumen yang bisa menahan inflasi, ketika inflasi di suatu negara meningkat, biasanya investor akan beralih ke emas untuk mempertahankan nilai kekayaannya,” kata dia.
Faktor lain yang turut memengaruhi kenaikan harga emas adalah dinamika permintaan dan penawaran di pasar. Ketika pasokan emas terbatas dan permintaan meningkat, harga emas pun cenderung naik. Hal ini merupakan fenomena yang biasa terjadi di pasar, di mana kekurangan pasokan di tengah tingginya permintaan akan mendorong harga naik.
Damar juga menambahkan bahwa berdasarkan pola yang terlihat setiap tahunnya, harga emas diperkirakan akan terus mengalami kenaikan di masa mendatang. Fluktuasi harga emas ini, menurutnya, tidak terlepas dari kondisi pasar yang sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor ekonomi dan global yang dinamis. Dengan demikian, para investor dan pelaku pasar perlu memperhatikan tren dan pola pergerakan harga emas untuk membuat keputusan investasi yang lebih baik ke depannya.
"Untuk hal ini (harga emas) kami tidak dapat memprediksi karena banyak faktor yang mempengaruhi dan saling berkaitan sehingga bisa dibuat variabel yang tidak terduga. Tetapi bila kita melihat dari historis harga emas dari tahun ke tahun, harga emas cenderung terus mengalami kenaikan yang cukup signifikan," ujarnya.
Pilihan Editor: 5 Faktor Penyebab Harga Emas Melonjak