Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Pentingkah Pendidikan Formal Biar Punya Predikat Chef?

Menempuh pendidikan formal untuk menjadi tenaga profesional seperti chef sering jadi pertanyaan khalayak. Apakah hal tersebut menjadi keharusan?

6 Juni 2021 | 07.57 WIB

ilustrasi Chef (pixabay.com)
Perbesar
ilustrasi Chef (pixabay.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menempuh pendidikan formal untuk menjadi tenaga profesional seperti chef sering jadi pertanyaan khalayak, apakah hal tersebut menjadi tuntutan harus dipenuhi atau tidak. Chef adalah seseorang yang memiliki keterampilan memasak di suatu tempat dan dipercaya untuk memimpin dapur dan membuat racikan atau menu.

Pendidikan formal menjadi chef tidaklah menjadi satu hal wajib untuk dipenuhi, bisa saja seseorang yang hendak menjadi chef menempuh pendidikan non formal misalnya lembaga pelatihan. Tapi alangkah baiknya bila banyak dibekali ilmu dan pengalaman yang banyak.

Sebut saja chef kondang Indonesia seperti Ronald Poernomo atau yang akrab disapa Chef Arnold. Ia merupakan salah satu chef di Indonesia yang sama sekali tidak pernah menyandang pendidikan formal memasak. Namun berkat kerja keras, passion dan banyak pengalamannya mengantarkannya jadi salah satu Chef Indonesia.

Namun walaupun demikian, Chief Executive Officer di AJAR.id Ikin Solikin menjelaskan bahwa jika ingin menjadi koki profesional ada yang namanya disebutkan standart kompetensi ASEAN for Tourism Professional untuk dipenuhi. Isinya menguasai 32 unit atau sama dengan 320 jenis daftar tugas yang harus  dikuasai. Jumlah tersebut untuk bidang cookery level terbawah (Certificate 2) waktunya dalam 1 hingga 2 tahun belajar tingkat diploma.

Lebih lanjut ia menjelaskan alasannya mengapa begitu banyak standart yang harus dipenuhi. Ia mengatakan bahwa menjadi koki profesional harus mengerti produk maksudnya macam-macam bahan yang digunakan untuk produksi, metodenya, teknik memotong sayuran, food safety dan Hazard, memasak berbagai jenis masakan di dunia, standart hygine dan grooming, literasi komputer dan kemampuan bahasa.

Dengan kesimpulannya, ia menyakini bahwa ada baiknya jika ingin menekuni dunia profesional ini harus disarankan kuliah minimal diplomasi dan diploma dua untuk bidang Cookery, baru masuk baru menyiapkan ujian kompetensi sebagai pengakuan bahwa kamu seorang profesional.

Selain itu kelebihannya lain seseorang yang punya pendidikan formal chef secara teknis dapat lebih paham terkait specialisasi karier chefnya. Pada dunia chef ada beberapa bagian yang menjelaskan hal tersebut misalnya chef yang spesialis di hidangan pembuka (Appetizer), chef yang spesialis dihidangan utama (Main course), juga chef specialis makanan penutup (dessert).

Spesialisasi yang didapatkan dari pendidikan formal ini juga menentukan peluang karir, melalui pendidikan formal yang ditempuh calon chef  dapat  tampil lebih unggul dan kompetitif.

TIKA AYU

Baca: Belajar Masak dari Chef Dunia Lulusan Pondok Pesantren Gontor di Gunung Rinjani

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus