Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Proses penjualan saham PT Indofarma Tbk. ditunda. Keputusan ini merupakan tindak lanjut terhadap kemelut keuangan yang melanda perusahaan farmasi tersebut. Laporan keuangan tahun buku 2002—yang belum juga dipublikasikan—menyebut Indofarma merugi Rp 20 miliar. Ini aneh. Soalnya, sampai akhir September masih untung Rp 88 miliar. Penjualan pun diprediksi akan naik 14 persen. Nah, keanehan ini diduga karena ada kesalahan dalam penyajian laporan keuangan tiga triwulan pertama tahun 2002.
Buntut dari penundaan itu terjadi Selasa lalu, ketika BEJ memutuskan untuk menghentikan sementara (suspend) perdagangan saham Indofarma. Penundaan ini akan dilakukan sampai manajemen memberikan penjelasan mengenai "keanehan" laporan keuangan tersebut melalui paparan publik.
Tentang "kelalaian" Indofarma itu, ada komentar pedas dari Deputi Menteri Negara BUMN Mahmuddin Yasin. Katanya, jika betul Indofarma merugi, berarti ada masalah internal yang memerlukan perbaikan. Karena itu perlu dilakukan perbaikan. Pernyataannya ini lantas diartikan sebagai sinyal untuk mengganti manajemen Indofarma.
Direktur Indofarma Edy Pramono tak ambil pusing. "Kalau pemerintah menilai kami kurang perform, saya siap menerima konsekuensi itu," katanya seraya mengingatkan hak pemerintah untuk mengganti manajemen Indofarma.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo