Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT PP Properti Tbk. Taufik Hidayat mengatakan kebijakan Bank Indonesia atau BI untuk menurunkan suku bunga bakal berdampak positif bagi industri properti. "BI turunkan bunga, jadi salah satu vitamin di industri property yang optimis untuk bergairah kembali," kata Taufik ketika mengelar public expose di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta Selatan, Senin 26 Agustus 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan laporan Fitch Rating, saat ini industri properti mengalami persaingan yang ketat sampai semester 1 2019. Meski semakin ketat, pasar properti masih dianggap berpotensi naik terutama di dorong oleh pasar properti untuk kelas menengah. Hal ini karena meningkatnya permintaan perumahan di segmen menengah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain itu, Taufik juga optimis bahwa industri properti yang membaik bakal terbantu dengan kebijakan pemerintah untuk menurunkan pajak. Khususnya bagi rumah dan apartemen di segemen kelas atas atau rumah mewah di atas harga Rp 30 miliar dari sebelumnya 5 persen menjadi 1 persen.
Kemudian, optimisme industri properti yang membaik tersebut juga terindikasi dengan selesainya tahun politik. Hal ini diikuti dengan mulai masuknya investor asing di sektor ini. Buktinya, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat investasi asing dan domestik naik 14 persen secara tahunan (yoy) di sektor properti.
"Investor asing udah datang kembali karena memang return dari bisnis properti di Indonesia masih lebih bagus daripada di beberapa negara asing lain," kata Taufik.
Dengan kondisi ini, perusahaan optimis bisa mencapai target sampai akhir tahun ini. Misalnya proyeksi presales sampai akhir tahun bisa mencapai Rp 3,7 triliun. Dengan total itu, perusahaan diproyeksikan bisa meraup pendapatan hingga Rp 2,5 triliun dan laba bersih mencapai Rp 467 miliar.
Adapun sepanjang semester 1 2019, PP Properti baru mengantongi pendapatan sebesar Rp 920 miliar atau setara 40 persen dari total target 2019 yang mencapai Rp 2,3 triliun. Sedangkan realisasi sales marketing tercatat berada pada angka Rp 820 miliar atau setara 30 persen dari target Rp 4,2 triliun pada 2019.