Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Penyebab Banyak Perempuan Sungkan Ungkap Alasan Izin Sakit

Sebanyak 41 persen perempuan terlalu malu mengungkapkan alasan absen atau izin sakit. Sementara 27 persen lagi khawatir penilaian bos.

27 November 2024 | 15.18 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah penelitian menyebut satu dari empat perempuan merasa tak enak bila harus memberi tahu atasan alasan mereka tidak masuk kerja jika penyebabnya terkait kesehatan perempuan. Survei pada 2.000 perempuan mendapatkan hasil 41 persen terlalu malu untuk mengungkapkan alasan absen atau izin sakit dan 27 persen lagi khawatir penilaian bos.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Di masa lalu, dua per tiga perempuan menyebut sakit kepala dan sakit perut sebagai alasan tak masuk kerja. Masalah-masalah umum yang menimpa perempuan ketika ragu mengungkapkannya pada atasan antara lain infeksi vagina, gangguan di panggul, dan kesehatan seksual. Akan tetapi, penelitian mendapati 32 persen perempuan terbuka soal kanker payudara dan 30 persen lagi tidak keberatan membahas masalah terkait kehamilan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pallavi Bradshaw, kepala staf medis di perusahaan asuransi AXA Health, yang memprakarsai survei tersebut mengatakan, "Sebagai karyawan, sulit untuk membahas kesehatan pribadi, terutama seputar kesehatan perempuan."

"Akan tetapi, tak masuk kerja karena masalah kesehatan peempuan, apakah itu morning sickness, nyeri haid, atau gejala menopause harus diperlakukan sama seperti migrain atau sakit perut," tambahnya, dilansir dari Mirror.

Khawatir penilaian dan karier terhambat

Riset juga menemukan 49 persen responden percaya mereka tak perlu masuk kerja jika mengalami masalah kesehatan perempuan yang khas. Separuh peserta merasa khawatir bakal dicap tak bisa dipercaya, dan 27 persen merasa terlalu terikat pada pekerjaan. 

Satu dari lima perempuan merasa perlu tetap bekerja sedangkan 16 persen takut izin sakit akan membuat karir mereka mandek, menurut statistik OnePoll.com. Sayangnya, 19 persen tempat kerja sekarang tak mendukung isu terkait kesehatan perempuan.

Alhasil, empat dari 10 perempuan meyakini pemimpin yang lebih suportif akan membuka lingkungan di mana perempuan bisa membahas masalah kesehatan dengan lebih terbuka. Namun, dalam satu dekade terakhir ini, 65 persen setuju perubahan budaya di tempat kerja akan membuat mereka lebih mudah mendiskusikan masalah kesehatan perempuan.

"Bisnis telah membuat kemajuan dalam mendukung perempuan di tempat kerja tapi hasil survei ini menunjukkan masih banyak yang harus dilakukan. Pekerja perempuan sama penting bagi perempuan sendiri dan juga perusahaan, jadi penting untuk menciptakan tempat kerja yang inklusif sekaligus produktif," jelas Bradshaw.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus