Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Perjalanan Penjualan Saham Astra International

26 Maret 2000 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

>

Agustus 1999
Konsorsium International Investment Partnership (IIP), yaitu Newbridge Asia dan Gilbert Global Equity Partners mulai berunding dengan BPPN.

1 Oktober
Penawaran IIP mulai diramaikan media massa, tapi manajemen Astra tak menghendaki adanya pemegang saham pengendali di Astra.

2 Desember
IIP setuju membeli saham Astra paling tidak Rp 3.750. BPPN menunjuk IIP sebagai penawar unggulan. Batas kedaluwarsa perjanjian 31 Januari 2000. Manajemen Astra menolak uji tuntas karena BPPN belum resmi jadi pemegang saham.

9 Desember
BPPN minta dua komisaris Astra diganti.

15 Desember
Manajemen Astra mengakui BPPN sebagai pemegang saham.

17 Desember
Manajemen Astra tetap me-nolak uji tuntas konsorsium.

23 Desember
IIP menuding manajemen Astra sulit diajak kerja sama.

24 Desember
Presdir Astra, Rini M.S. Soewandi, ganti menuding IIP tak profesional.

12 Januari 2000
Cacuk Sudarijanto menggantikan Glenn M.S. Yusuf sebagai Ketua BPPN.

14 Januari
BPPN minta penggantian manajemen Astra karena tak bisa diajak bekerja sama.

17 Januari
Mewakili kepentingan investor besar di Eropa yang tak disebut namanya, Credit Lyonnais (CL) mengajukan penawaran. Media menyebut Lazards Freres di balik CL.

Akhir Januari
Manajemen Astra minta BPPN tak memakai hak suaranya memilih manajemen baru dengan alasan konflik kepentingan. Tapi Bapepam mengizinkan.

1 Februari
Perjanjian IIP dengan BPPN kedaluwarsa, tanpa hasil.

8 Februari
RULBPS Astra. Rini dan Direktur Keuangan Dorys Herlambang diganti. Theodore Permadi Rachmat kembali ke posnya sebagai Presdir Astra.

23 Februari
BPPN mengumumkan tiga penawar baru saham Astra, masing-masing Konsorsium Newbridge-Gilbert-Chase Asia Equity-Saratoga Investama Sedaya, Konsorsium Lazards Asia, Konsorsium Cycle & Carriage-Batavia Management Ltd.

Keluarga Soeryadjaya dan Gus Dur disebut-sebut berada di belakang Newbridge, sedangkan Widari Securities, yang melibatkan Rini Soewandi, Fuad Bawazier, dan Jenderal (Purn.) Wiranto di belakang Lazards.

28 Feb-17 Mar
Proses uji tuntas oleh tiga penawar.

23 Maret
Dua konsorsium memasukkan penawaran. Lazards bergabung dengan Cycle & Carriage. Sementara Newbridge malah kehilangan Gilbert Global.

25 Maret
Konsorsium Cycle & Carriage yang menawar Astra pada harga Rp 3.700 menang tender.

31 Maret
Konsorsium Cycle& Carriage dan Lazards harus menyetor US$ 506 juta ke rekening BPPN.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus