Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Perputaran Uang Bisnis Pemindangan Ikan Mencapai Rp 16 Triliun

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong usaha pemindangan ikan sebagai salah satu bentuk hilirisasi sektor perikanan.

25 Juni 2023 | 16.12 WIB

Tiga nelayan memilih ikan yang akan dipindang di Rembang, Jawa Tengah, (12/1). Buruknya kualitas ikan pindang membuat harganya turun dari Rp.900 menjadi 600 rupiah perekor. Foto: ANTARA/Ari Bowo Sucipto
Perbesar
Tiga nelayan memilih ikan yang akan dipindang di Rembang, Jawa Tengah, (12/1). Buruknya kualitas ikan pindang membuat harganya turun dari Rp.900 menjadi 600 rupiah perekor. Foto: ANTARA/Ari Bowo Sucipto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong usaha pemindangan ikan sebagai salah satu bentuk hilirisasi untuk mengatasi kemiskinan ekstrem dan stunting. KKP menyebut, perputaran uang pada usaha itu mencapai Rp 16 triliun pada tahun lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Kita mendorong usaha pemindangan ikan dengan pembinaan mutu dan keamanan pangan, serta kemudahan perizinan berusaha melalui penerbitan Sertifikat Kelayakan Pengolahan gratis," kata Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP, Budi Sulistiyo, melalui keterangan tertulis, Sabtu, 24 Juni 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Budi melanjutkan, pihaknya bersama Kamar Dagang dan Industri atau Kadin Indonesia juga mendorong UMKM perikanan naik kelas melalui gerakan kemitraan inklusif close loop bidang perikanan.

Dia menuturkan, usaha pemindangan ikan telah memberikan multiplier effect bagi banyak pihak, mulai dari nelayan, pembudidaya, buruh angkut, pengepul, pengolah, pemasar, pembuat besek, pembuat garam, penjual bahan bakar hingga jasa distribusi.

"Perputaran uang dari usaha pemindangan ikan skala mikro kecil secara nasional bisa mencapai Rp 16 triliun pada 2022. Angka ini dihitung berdasarkan penjualan pindang kemasan besek yang mencapai 4 miliar besek," ujar Budi.

Adapun keuntungan bersih per pemindang menurut Budi sebesar Rp 240 ribu per hari atau Rp 7,2 juta per bulan. Sementara itu, jumlah unit pengolah ikan (UPI) pemindangan ikan di Indonesia pada 2022 mencapai 8.516 unit. 

Dari jumlah tersebut, 73 persen di antaranya terpusat di Pulau Jawa dan 19,4 persen berada di Pulau Bali dan Nusa Tenggara.

Budi menjelaskan, mayoritas pemindang terkonsentrasi di Jawa Barat dengan jumlah sebanyak 3.151, disusul Jawa Tengah 1.692, Nusa Tenggara Barat 1.196, Jawa Timur 1.098, dan Bali 444.

"Kebutuhan bahan baku pindang setara utuh segar pada tahun 2022 mencapai 577.899 ton atau rata-rata sebesar 48.158 ton per bulan," kata Budi.

Adapun bahan baku umumnya dipasok dari perairan Jawa, Bali, Maluku dan Sulawesi Selatan. Dia mencontohkan, satu UPI pemindangan skala mikro mampu mengolah ikan rata-rata 76 kilogram per hari. Sedangkan satu UPI pemindangan skala kecil rata-rata 450 kilogram per hari. 

Sementara dari sisi tenaga kerja, UPI skala mikro rata-rata memiliki 3 orang tenaga kerja, sedangkan UPI skala kecil mampu menyerap 8 orang tenaga kerja. Budi memperkirakan, jumlah total serapan tenaga kerja di unit pemindangan di Indonesia mencapai 38.322 orang.

Dari sisi bahan baku, para pemindang menggunakan ikan hasil tangkapan nelayan, seperti tongkol 232.455 ton (40,22 persen), layang 89.959 ton (15,57 persen), cakalang 39.486 ton (6,83 persen), kembung 18.869 ton (3,27 persen), dan ikan hasil budidaya seperti bandeng 126.874 ton (21,95 persen).

"Bukan hanya dari sisi ekonomi, ikan pindang yang harganya terjangkau memiliki protein tinggi berkisar antara 27-30 persen, sehingga ini bisa menjadi asupan penangkal stunting," tutur dia.

Amelia Rahima Sari

Alumnus Antropologi Universitas Airlangga ini mengawali karire jurnalistik di Tempo sejak 2021 lewat program magang plus selama setahun. Amel, begitu ia disapa, kembali ke Tempo pada 2023 sebagai reporter. Pernah meliput isu ekonomi bisnis, politik, dan kini tengah menjadi awak redaksi hukum kriminal. Ia menjadi juara 1 lomba menulis artikel antropologi Universitas Udayana pada 2020. Artikel yang menjuarai ajang tersebut lalu terbit di buku "Rekam Jejak Budaya Rempah di Nusantara".

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus