Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Berita Tempo Plus

Rumitnya Menampung Sapi Perah Impor untuk Menunjang Makan Bergizi Gratis

Di balik rencana impor sapi perah 1,3 juta ekor, ada persiapan panjang untuk menyambut tambahan populasi ternak tersebut.

11 Desember 2024 | 09.00 WIB

Peternak sapi pedaging di Pasar Hewan, Lumajang, Jawa Timur, 6 Desember 2024. ANTARA/Irfan Sumanjaya
Perbesar
Peternak sapi pedaging di Pasar Hewan, Lumajang, Jawa Timur, 6 Desember 2024. ANTARA/Irfan Sumanjaya

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ringkasan Berita

  • Indonesia berencana mengimpor 1,3 juta ekor sapi perah untuk memenuhi kebutuhan susu dalam negeri.

  • Ada kerumitan menampung populasi sapi perah yang bertambah: dari lahan hingga pakan.

  • Pemerintah memastikan serapan produksi susu dalam negeri melalui makan bergizi gratis.

PEMERINTAH berencana mengimpor hingga 1,3 juta ekor sapi perah mulai tahun depan. Tambahan populasi dari impor sapi perah mendesak lantaran produksi susu segar saat ini hanya bisa memenuhi 20 persen kebutuhan industri. Sementara itu, mulai 2 Januari 2025, permintaan terhadap susu bakal bertambah dengan berjalannya program makan bergizi gratis. 

Masalahnya, impor sapi perah tak sesederhana membeli sapi dari luar negeri dan membawanya ke Indonesia. Ketua Asosiasi Sapi Perah Indonesia Agus Warsito mengatakan perlu persiapan sebelum menyambut hewan ternak tersebut.

Salah satunya adalah lokasi peternakan. Sapi perah umumnya tinggal di kawasan dingin. Lihat saja sentra sapi perah saat ini yang tersebar di lokasi seperti Malang, Jawa Timur, dan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Sapi perah tetap bisa dirawat di lokasi lain yang cenderung lebih dekat dengan permukaan laut. "Tapi tentu butuh investasi tambahan untuk mengontrol suhu tempat pemeliharaan sapi tersebut," ujar Agus kepada Tempo, kemarin, 10 Desember 2024.

Persiapan lainnya adalah lahan. Agus menyebutkan ada sistem budi daya sapi perah pastura alias dilepasliarkan serta intensif, yaitu tinggal di kandang. Untuk sistem pertama, tiap ekor sapi perah butuh area seluas 2-3 hektare. Sementara itu, peternakan intensif cukup di lahan 0,5 hektare untuk 3-4 ekor.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Vindry Florentin

Vindry Florentin

Lulus dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran tahun 2015 dan bergabung dengan Tempo di tahun yang sama. Kini meliput isu seputar ekonomi dan bisnis. Salah satu host siniar Jelasin Dong! di YouTube Tempodotco

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus