Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Kejar Target Kenaikan Produksi di Rokan

PT Pertamina Hulu Rokan mengejar target produksi minyak 170 ribu barel per hari pada akhir tahun ini. Setiap hari, satu sumur baru digali.

19 Agustus 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Sejumlah tamu melihat Rig PDSI 49 milik PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) di Duri, Riau, 8 Agustus 2022. ANTARA/Aditya Pradana Putra

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JAKARTA — PT Pertamina Hulu Rokan mengejar target produksi 170 ribu barel per hari (bph) pada akhir tahun ini. Aktivitas pengeboran sumur terus digenjot untuk menambah produktivitas di Blok Rokan.

Direktur Utama Pertamina Hulu Rokan, Jaffee Arizona Suardin, menyatakan, dalam setahun terakhir, sudah terdapat 370 sumur baru yang digali perusahaan. "Rata-rata satu sumur baru per hari," kata dia, kemarin. Targetnya pada tahun ini akan ada 400-500 sumur baru di blok yang terletak di Riau tersebut.

Sejak mengambil alih pengelolaan Blok Rokan dari PT Chevron Pacific Indonesia pada 9 Agustus 2021, Pertamina sudah memiliki sembilan rig untuk pengeboran sumur baru. Kini jumlahnya bertambah menjadi 21 unit. "Untuk mengurus sumur yang sudah ada, jumlah rig sudah kami tingkatkan dari 26 rig menjadi 34 rig," tuturnya. Total rig di Blok Rokan masih akan bertambah. Jaffee mengestimasi pada kuartal keempat nanti perusahaan bakal mengoperasikan 79 rig.

Masifnya pengeboran sumur dalam setahun terakhir telah mengubah kapasitas produksi Blok Rokan. Untuk pertama kalinya dalam hampir satu dekade, terjadi kenaikan produksi di blok yang menghadapi penurunan produksi alami sebesar 26 persen ini. "Pada akhir Juli, produksi naik 1,5 persen dan rata-rata pada Agustus sudah naik 2,5 persen," ujar Jaffee.

Pertamina Hulu Rokan juga secara paralel memperbaiki infrastruktur di lapangan. Salah satunya memperbaiki kapasitas pengelolaan air yang muncul seiring dengan kenaikan produksi minyak. Dari total produksi minyak 162,5 ribu barel per hari pada Agustus ini, jumlah air yang dihasilkan mencapai 8 juta barel per hari. Jaffee menyatakan keterbatasan fasilitas pengelolaan air sempat membuat perusahaan mematikan produksi sementara di beberapa sumur.

Perusahaan juga melakukan eksplorasi untuk menambah produksi. Jaffee menyampaikan rencana pengeboran di dua sumber migas non-konvensional pada periode Desember 2022-Januari 2023. Pertamina juga berencana melakukan survei seismik tiga dimensi di Lapangan South Petapahan mulai November 2022 dan Lapangan Hitam pada Maret 2023.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati (tengah) dan Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto (kanan) di Pusat Digitalisasi dan Inovasi (DICE) di Rumbai Country Club PT PHR, Pekanbaru, Riau, 8 Agustus 2022. ANTARA/Aditya Pradana Putra

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini



Strategi lain yang disiapkan perusahaan adalah penerapan teknologi chemical enhanced oil recovery (EOR) di Blok Rokan. Pertamina telah menyerahkan rancangan pengembangan teknologi tersebut kepada Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas). "Mudah-mudahan dalam waktu dekat, tidak lama lagi, bisa selesai dan dijalankan," kata Jaffee.

Pelaksana tugas Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Mohammad Kemal Rohali, menyatakan pihaknya tengah mengkaji rancangan pengembangan EOR tersebut. "Harapannya dapat diselesaikan pada Desember 2022 dan diharapkan dapat on-stream pada 2025," ujarnya. Keberhasilan penerapan chemical EOR di Blok Rokan bisa menjadi harapan baru untuk meningkatkan produksi minyak dari lapangan-lapangan tua lainnya. Dengan begitu, target produksi minyak satu juta barel per hari pada 2030 bisa lebih mudah dicapai.

Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro, menyatakan saat ini sebanyak 52 persen wilayah kerja migas produksi di dalam negeri berupa lapangan tua. Artinya, lapangan ini sudah mencapai puncak produksinya dan mengalami penurunan produksi secara alamiah. Dia mencontohkan blok-blok penopang produksi migas nasional saat ini, seperti Blok Offshore Southeast Sumatera yang berproduksi sejak 1968, Blok Offshore North West Java sejak 1966, dan Blok Mahakam sejak 1967.

Blok Rokan sendiri juga merupakan salah satu tumpuan untuk memenuhi kebutuhan Indonesia. Produksinya mencapai seperempat dari total produksi nasional. Perusahaan ini juga menyumbang sepertiga dari total produksi minyak perusahaan induknya, PT Pertamina. Saat ini seluruh hasil produksi dari lapangan yang beroperasi sejak 1951 tersebut dikirim ke kilang domestik Pertamina untuk kebutuhan energi dalam negeri.

VINDRY FLORENTIN

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus