Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Peternak Minta Impor 2 Juta Sapi Tidak Merugikan Pengusaha

Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia mengingatkan pemerintah supaya langkah impor 2 juta sapi tidak justru merugikan pengusaha.

14 Januari 2025 | 18.56 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Rencana pemerintah mengimpor sapi dari Brasil menimbulkan kekhawatiran di kalangan peternak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia Rochadi Tawaf mewanti-wanti agar jangan sampai pengusaha dirugikan dalam proyek mengimpor 2 juta ekor sapi hingga 2029. Impor itu tak dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), tapi kerja sama antara pemerintah dan pengusaha.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Yang penting industri-industri pendukungnya ini yang harus kuat. Jangan sampai akhirnya pengusahanya itu rugi sendiri," ujar pengajar Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran (Unpad) ini saat dihubungi Tempo, Sabtu, 11 Januari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Rochadi mengatakan, pemerintah harus memastikan industri untuk memasarkan produk-produk dari peternakan sapi. Ia mengatakan, saat ini 80 persen dari kebutuhan susu domestik masih dipenuhi oleh impor. Walhasil, banyak produksi susu dari peternak lokal justru tak terserap industri.

Ia menambahkan, pemerintah juga harus membenahi regulasi pendukung agar impor sapi tak sia-sia. Ia mengatakan, masih banyak aturan-aturan pemerintah yang kontraproduktif. Misalnya, larangan hormon trenbolon yang memacu pertumbuhan sapi di dalam negeri. Di saat yang sama, pemerintah justru mengimpor daging yang mengandung hormon trenbolon. Itu, kata dia, sama saja membunuh peternak rakyat.

Ada juga impor daging kerbau dari India yang justru merugikan pengusaha. Rochadi mengatakan, impor daging diharapkan akan dapat menurunkan harga daging di dalam negeri. Tapi ternyata harga musykil turun karena jalur distribusi yang panjang. Harga daging kerbau bergantung pada nilai yang ditetapkan para distributor.

Sejak awal 2024, majalah Tempo edisi 24 November 2024 melaporkan, Kementerian Pertanian mengumpulkan sejumlah pengusaha yang selama ini mengimpor produk hewan dan komoditas pertanian lain. Karena tak bisa menjalankan program pengadaan sapi dengan anggaran negara, pemerintah meminta bantuan pengusaha. Sejumlah perusahaan kemudian diminta berkomitmen membantu pemerintah dengan ikut mengimpor sapi perah dan sapi indukan.

Beberapa pengusaha sempat memberikan komitmen impor sapi dengan jumlah besar. Ada yang menyiapkan ribuan ekor, bahkan sampai puluhan ribu, dalam lima tahun ke depan. Mereka, menurut seorang pengusaha, berani "pasang besar" karena pejabat-pejabat di Kementerian Pertanian mulanya mengatakan akan mencarikan lahan peternakan bagi yang mau mengimpor dan berinvestasi di sektor peternakan. Ada pula janji bantuan pembiayaan serta dicarikan pembeli sapi-sapi tersebut. “Pokoknya semua difasilitasi,” tutur pengusaha ini.

Itu sebabnya dalam data Kementerian Pertanian per 19 November 2024 disebutkan 58 perusahaan telah berkomitmen berbisnis sapi perah. Mereka akan mendatangkan 1,3 juta sapi sampai 2029. Ada pula 70 perusahaan yang berkomitmen mengembangkan 772 ribu sapi indukan (pedaging).

Khairul Anam berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus