Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Rapat umum pemegang saham atau RUPS PT Petrosea Tbk. pada hari Jumat lalu memutuskan untuk membagikan dividen tunai sebesar US$ 8 juta atau sekitar Rp 116 miliar (asumsi kurs Rp 14.436 per dolar AS). Berapa dividen yang akan diterima oleh investor kawakan Lo Kheng Hong yang menggenggam 15,02 persen atau 151,42 juta lembar saham perseroan tersebut?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pria yang mendapat julukan Warren Buffet Indonesia itu tercatat sebagai investor yang akan menerima setoran dividen selain PT Indika Energy Tbk. yang merupakan pemegang saham pengendali.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketika dihubungi, pria yang akrab disapa dengan Pak Lo ini menyebutkan dividen per saham yang akan dibagikan oleh Petrosea senilai US$ 0,00807 per lembar. Dengan mengalikan jumlah kepemilikan sahamnya, maka setoran dividen yang akan diterima Lo Kheng Hong senilai Rp 17,6 miliar untuk kinerja tahun buku 2020.
Jumlah dividen yang diterima tersebut naik dari setoran dividen yang diterima dari perusahaan berkode saham PTRO atas kinerja tahun buku 2019. “Dividen tahun lalu Rp16,5 miliar,” ujar Lo Kheng Hong, Jumat, 30 April 2021.
Secara keseluruhan, dividen tunai yang dibagikan oleh emiten anggota Grup Indika itu setara setara dengan 24,78 persen dari laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai US$ 32,28 juta pada 2020.
Dividen tunai akan didistribusikan pada 3 Juni 2021 kepada pemegang saham perusahaan yang namanya tercatat di daftar pemegang saham (DPS) per 17 Mei 2021 pukul 16:15 WIB.
Pada tahun 2019 lalu, Petrosea membagikan dividen tunai 22,4 persen dari total laba bersih US$ 31,17 juta yang dikantongi perseroan. Dengan demikian, perseroan membagikan dividen tunai dengan total US$ 7 juta untuk kinerja tahun buku 2019. Jumlah yang diterima pemegang saham saat itu sebesar US$ 0,00694 per lembar dengan nilai tukar berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada saat recording date 23 April 2020.
BISNIS