TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina Gas Negara (PGN) menyampaikan program jaringan gas untuk rumah tangga (jargas) akan secara langsung mengurangi defisit keuangan dan subtitusi impor Liquified Petroleum Gas (LPG) nonsubsidi, yakni sebesar 83,5 juta kilogram per tahun.
"Melalui adanya konversi LPG ke Jargas RT-1 dan RT-2 sesuai pelanggan eksisting, diharapkan dapat memperbaiki current account deficit pemerintah melalui pengurangan impor pemerintah sebesar 83,5 juta kilogram LPG nonsubsidi per tahunnya," ujar Senior Expert Regional Sales SOR II PGN Yudi Arianto di Bandung, Senin, 23 September 2024.
Adapun berdasarkan nilai subsidi LPG 3 kilogram yang sebesar Rp10.667 per kilogram, melalui konversi ke pengembangan jargas, disampaikan Yudi, bakal diperoleh penghematan biaya subsidi sebesar Rp39,5 miliar per bulan atau Rp474 miliar per tahun. Hal tersebut didapat berdasarkan data 817.000 sambungan rumah tangga jargas yang merupakan pelanggan aktif PGN.
Sementara itu, pihaknya memproyeksikan dari setiap 1 juta pelanggan yang menggunakan jargas, berpotensi menyerap tenaga kerja sebanyak 83 ribu orang. Lebih lanjut, selain mendatangkan manfaat terhadap stabilitas perekonomian negara, jargas juga memberikan manfaat terhadap masyarakat, seperti praktis dalam penggunaan, tersedia 24 jam, nyaman, dan minim risiko.
Di sisi lain, Yudi mengatakan, pembangunan jaringan gas rumah tangga, dilakukan berdasarkan Nawa Cita Presiden Joko Widodo (Jokowi), program strategis nasional, rencana umum pembangunan energi nasional sebesar 4,7 juta sambungan di tahun 2025, serta Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024 sebanyak 4 juta sambungan.
Sebelumnya, PT Pertamina Gas Negara Tbk (PGN) membangun jaringan gas (jargas) GasKita lebih dari 6.000 sambungan rumah tangga di Semarang dan DI Yogyakarta dengan melibatkan PT Kian Santang Muliatama (KSM) sebagai pelaksana pembangunan. Di sisi lain, PGN berkomitmen menyelesaikan target nasional pembangunan jargas untuk rumah tangga atau GasKita sebanyak 117.000 sambungan pada 2024 dan 200.000 sambungan pada 2025.