Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Pilihan Mematok Brussels

Jaringan penerbangan baru, Jakarta-Brussels dimaksudkan untuk mengimbangi hak terbang yang telah digunakan perusahaan Sabena. Rute penerbangan menyinggahi Zurich, yang mempunyai potensi pariwisata. (eb)

8 Juli 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BOCAH Belgia itu nampak bosan juga membuat serdadu-serdaduan dari lilin mainannya. Setelah terbang sekitar 15 jam lebih dari Jakarta, bacaan yang disediakan ibunya juga tidak menarik minatnya lagi. Ia pun turun dari tempat duduk dan berlarian di celah kursi-kursi yang kosong. Itulah sebagian pemandangan di pesawat berperut lebar DC-10 Garuda dalam penerbangan menuju Brussels, ibukota Belgia, baru-baru ini. Wartawan TEMPO Ed Zoelverdi sekembalinya dari sana melaporkan: Pesawat ini berkapasitas 269 penumpang dan hari itu hanya mengangkut sekitar 60 orang. Lebih dari separoh adalah penumpang yang ditraktir Garuda: terdiri dari nyonya pejabat, janda para awak Garuda serta para wartawan. Tapi tentu bukan lantaran penumpang yang kebanyakan gratis itu yang membuat pramugari Garuda nampak jadi mahal senyum. Sikap begitu agaknya sudah "pakaian" pramugari Garuda pada umumnya. Para penumpang Melayu sering menjuluki mereka sebagai kaku. Sebaliknya mungkin ini cerita baru seorang penulis-wisata dari Perancis malah mengagumi pramugari Garuda. Bahkan ia mengharapkan agar sikap mereka itu jangan sampai berubah, karena gerak-gerik yang masih polos, masih bisa jengkel segala itu misalnya, menandakan "mereka masih manusia biasa dan bukan mesin." Mana yang paling baik urusannya tentu terpulang pada Garuda juga. Sama halnya dengan musik yang disajikan lewat earphone di tangan kursi. Dari 12 saluran yang tersedia (satu untuk film) semua berkisar mulai pop ringan, vokal dan instrumental, musik keras, jazz sampai klasik. Kalangan Garuda sendiri sedang mengatur agar ada lagu-lagu Indonesia mengisi salah satu saluran tersebut. "Bulan Agustus nanti mudah-mudahan dapat dinikmati lagu-lagu Indonesia," kata sekretaris perusahaan Garuda, RAJ Lumenta. Kabar Baru Itu boleh jadi satu kabar baru, seperti halnya jaringan penerbangan Jakarta-Brussels baru saja dibuka bulan April yang berlangsung sekali seminggu, melalui rute Karachi, Jeddah dan Zurich. Dengan demikian penerbangan Garuda ke Eropah kini menjadi 5 kali seminggu. Sebelumnya ada 4 kali penerbangan ke Amsterdam melalui Bombay, Jeddah, Rorna, Frankfurt dan Paris. Sampai saat ini Garuda mempunyai 4 pesawat DC-10 dan tahun depan akan ditambah dua lagi untuk melayani jaringan Tokyo, Timur Tengah dan Australia. Armada DC-10 ini dibangun sekitar dua tahun belakangan berkenaan dengan langkah peningkatan peranan Indonesia di dunia internasional. Amsterdam - Brussels memang bisa ditempuh 3 jam dengan bus antarkota. Sehingga pilihan mematok Brussels niscaya mempunyai alasan yang menarik. Tahun lalu perusahaan penerbangan Belgia, Sabena, sudah keburu diberi hak terbang ke Indonesia. Dua kali seminggu. Dengan begitu Garuda sebagai perusahaan penerbangan pembawa bendera Indonesia pun mempunyai hak terbangnya pula ke sana. Saat ini baru sekali dalam seminggu. Untuk mengimbangi dengan hak terbang yang sama, kata Lumenta, "banyak tergantung dari penelitian nilai komersiilnya." Hingga dewasa ini rata-rata penunn pang yang langsung Jakarta-Brussels, PP sekitar 5 orang. Sehingga, kata Lumenta pula, "masih terlalu pagi bicara soal untung-rugi." Ia menyedot kretek Djarum sejenak, lalu menambahkan: "Tapi untuk jangka panjang, kita yakin Belgia mempunyai potensi pariwisata ke Indonesia." Itu sebabnya jaringan penerbangan ke Brussels ini juga menyinggahi Zurich di Swiss. Dari sana mungkin akan mengalir kaum pelancong yang terkenal berduit. Tapi sebelum sampai pada "jangka panjang" yang diidamkan itu, adalah perusahaan Sabena yang sudah menikmati keuntungan ketimbang Garuda. Diageni oleh penerbangan Mandala, Sabena ternyata membawa penumpang jauh lebih banyak ke Jakarta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus