Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Piringan perak gambar rambo

Piringan video (video disc) sudah beredar di indonesia. harga perangkatnya masih mahal, tapi tahan lama. belum ada sensor dan sarana penggandaan. dampak negatifnya lebih tinggi. (md)

29 November 1986 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SINAR laser bukan cuma alat pembunuh -- seperti dalam film-film science fiction. Pada 1970-an para ahli mencoba memanfaatkan sinar yang hampir bisa menembus apa saja itu untuk industri elektronik. Hasilnya, piringan rekaman audio dan audio visual yang bisa diputar dengan sinar laser sebagai head. Yang pertama sudah masuk Indonesia beberapa waktu lalu. Kini, yang kedua, lazim disebut video disc, piringan video, sudah pula dijual di Indonesia. Sebagaimana namanya, bentuk piringan video persis sama dengan piringan hitam, cuma warnanya keperak-perakan. Gambar yang tersaji lewat piringan ini ternyata lebih jelas dan bersih ketimbang kaset video. Dan, hingga kini, tak seperti kaset video, belum ada sensor piringan perak itu. Sebab, secara teknis, sensor belum bisa dilakukan di sini. "Lha, piringnya tak bisa dipecah," ujar Subrata, Dirjen Radio, Televisi, dan Film Departemen Penerangan. Soal pengaturannya, katanya, sudah tercakup dalam Keputusan Presiden Tahun 1983 tentang pembinaan perekaman video. Untuk kaset video magnetik, peraturan itu berbicara jelas. Yakni yang diimpor hanya masternya. Lalu, digandakan di dalam negeri, sembari sekaligus disensor. Mestinya, piringan perak diperlakukan sama. Tapi sarana penggandaannya belum ada di sini. Mutu yang bagus membutuhkan harga yang mahal pula. Sebuah piringan perak bisa mencapai Rp 150.000, atau Rp 100.000 tergantung film dan negara eksportirnya. Sebab itu, harga sewanya pun, menurut Tjandra Ghozali, pemilik Exotic Hi-Fi Centre di bilangan Gajah Mada Plaza, Jakarta, sampai Rp 5.000 per hari. Sedangkan kaset video cuma Rp 1.000 per hari. TAPI, bila Anda mau menyewanya perlu diingat dua hal. Yaitu film dalam piringan perak belum ditambah teks bahasa Indonesia. Kedua, untuk dapat memutar piringan ini perlu video khusus, yakni video discplayer. Edy, seorang pemilik toko elektronik di Surabaya, menawarkan barang baru ini Rp 1,3 juta -- tak berbeda jauh dengan harga video biasa. Konon, 100 unit video pemutar piringan perak telah pindah ke pembeli. Sejauh pengamatan wartawan TEMPO, kota besar lain yang sudah kemasukan piringan perak, selin Jakarta, Surabaya, dan Bandung, adalah Medan. Dan menurut para penjual dan yang menyewakan barang bulat pipih itu, baru sekitar 100 cerita film beredar di Indonesia. Mungkin jumlah ini belum dianggap mencemaskan, hingga pihak Deppen belum tegas-tegas meniliknya. Memang, menurut Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Massa FISIP, Ina R. Mariani Suparto, dampak negatif piringan perak bisa lebih besar daripada video biasa. Sebab, itu tadi, belum tersentuh sensor. Tapi, harga dan peredarannya yang masih terbatas, tentunya, dampak itu pun relatif masih kecil. Ada lagi, piringan perak ini beratus kali lebih awet. Tanpa ada gesekan benda padat -- karena headnya berupa sinar -- boleh dikata setelah 1.000 kali putar pun, film Rambo misalnya, masih seperti baru keluar dari pabrik. Akan halnya penyensoran, sebetulnya bukan sama sekali tak mungkin. Bila dipandang perlu, cara sensor dengan mengizinkan masuk seutuhnya, atau menolak bulat-bulat. Sesuatu yang praktis, memang, sementara darah dan sadisme dalam gedung bioskop pun, ternyata, masih merajalela.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus