Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA - PT PLN (Persero) akan segera merenegosiasi perjanjian jual-beli listrik dengan pengembang pembangkit listrik tenaga uap. Tujuannya, memangkas biaya pembelian setrum dari pemilik pembangkit swasta (independent power producer/IPP).
Perusahaan membidik dua kontrak yang berpeluang dinegosiasikan ulang. Tapi Direktur Utama PLN Sofyan Basir enggan mengungkap pemilik pembangkit tersebut dengan alasan kerahasiaan. "Implikasi dari kontrak yang kami korek itu akan menurunkan harga jual, karena kami haus duit," ujar Sofyan kepada Tempo, kemarin.
Sofyan menjelaskan, satu pengusaha sudah berkomitmen mengamendemen kontrak. Adapun satu akad lagi masih dalam penjajakan. Kontrak jual-beli diteken kedua pihak delapan tahun silam.
Klausul yang dibahas adalah masalah kealpaan pengembang. Sofyan mencontohkan, satu perusahaan, menurut kontrak, wajib membangun pelabuhan untuk tempat bersandar kapal besar pengangkut batu bara. Tapi, kenyataannya, pelabuhan itu justru dibangun PLN dan hanya bisa disinggahi kapal tongkang yang kapasitas angkutnya lebih kecil. Jika perusahaan mengakui kealpaan ini, harga jual listrik berpeluang turun karena ongkos investasi dipangkas.
Pembelian listrik swasta adalah komponen terbesar kedua dalam struktur biaya penyediaan listrik, setelah ongkos bahan bakar. Pada 2016, porsinya mencapai 22 persen atau senilai Rp 61 triliun. Jumlah itu meningkat hingga 2.500 persen dibanding pada 2013. Adapun batu bara menjadi fokus pemerintah lantaran kontribusi PLTU dalam bauran energi saat ini mencapai 55 persen.
Upaya mengamendemen kontrak ditempuh PLN sebagai respons terhadap arahan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral tahun lalu. Arahan disampaikan Direktur Jenderal Ketenagalistrikan, Andy Noorsaman Sommeng, melalui surat tertanggal 3 November 2017. Andy membenarkan adanya surat itu. Dia berharap PLN bisa membeli listrik dari pengembang swasta dengan harga yang lebih efisien. Jika mengacu pada aturan biaya pokok produksi 2016, harga listrik batu bara maksimal Rp 737 atau US$ 5,5 sen per kilowatt-jam (kWh).
PLN juga ingin menekan biaya bahan bakar dengan mengusulkan harga khusus pembelian batu bara jenis domestic market obligation dari para penambang. Selama ini, perusahaan setrum milik pemerintah itu membelinya dengan harga pasar. Akibatnya, biaya pengadaan batu bara membengkak Rp 15 triliun pada tahun lalu. Pembengkakan itu merupakan imbas kenaikan harga batu bara di pasar dunia menjadi US$ 95 per ton. Harga meningkat 10 persen dibanding pada periode yang sama tahun lalu.
Sofyan mengaku telah bolak-balik ke Kementerian Energi untuk membahas peluang itu. Bahkan dia ke Istana untuk meminta persetujuan Presiden Joko Widodo, pekan lalu. Seusai pertemuan, dia mengklaim Jokowi menyetujui usul PLN selama bertujuan menahan kenaikan tarif. "Batu baranya harus dengan harga keekonomian yang cukup agar tarif bisa dipertahankan dengan baik," katanya.
Direktur Eksekutif Institute for Social Service Reform, Fabby Tumiwa, menilai upaya PLN itu bersifat jangka pendek. Menurut dia, perusahaan tidak bisa mengandalkan energi fosil yang jumlahnya terbatas. Pembengkakan biaya produksi seharusnya menjadi pelajaran untuk beralih memperbanyak pembangkit energi terbarukan. "Lebih baik mahal di awal tapi murah ke depannya." ROBBY IRFANY
Menjaga Keuangan PLN
PT PLN (Persero) melakukan berbagai cara guna mengurangi beban keuangan karena kenaikan harga bahan bakar pembangkit. Apalagi pemerintah menyatakan tidak akan menaikkan tarif listrik untuk beberapa waktu ke depan. Berikut ini beberapa upaya yang ditempuh perusahaan:
1. Pengaturan harga batu bara PLN meminta harga khusus batu bara domestik. Selama ini, perseroan harus membelinya dengan harga pasar.
2. Renegosiasi kontrak PLTU Perusahaan mengkaji ulang sejumlah kontrak pembelian listrik dari pengembang swasta. Tujuannya, mengurangi biaya produksi.
3. Konektivitas transmisi PLN memanfaatkan penyambungan antar-jaringan transmisi untuk memakai listrik yang lebih murah.
4. Menghentikan sewa pembangkit mahal Perusahaan menghentikan penggunaan pembangkit listrik energi diesel yang disewa dari swasta. Upaya ini juga menurunkan penggunaan BBM pembangkit.
5. Menyetop sementara pembangkit gas PLN mengurangi pemakaian pembangkit listrik tenaga gas lantaran harganya mahal. Akibatnya, penggunaan gas perusahaan tidak memenuhi target. Sumber: PT PLN (Persero) | ROBBY IRFANY
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo