DI Indonesia, industri kimia hulu sampai hilir makin kuat saja tampaknya. Bimantara dan Barito termasuk yang cepat menancapkan kakinya di sana. Dari kedua grup ini, yang diperkuat oleh Astenia Group, baru saja ditetaskan PT Tri Polyta Indonesia. Perusahaan ini sudah memastikan diri men- jadi PMDN pertama yang akan memproduksi biji plastik polip- ropilen. Rabu pekan silam, PT Tri Polyta menandatangani kerja sama kredit dengan konsorsium 10 bank asing (dikoordinasikan Industrial Bank of Japan) dan tiga bank pemerintah (BBD, BDN, dan BRI), senilai US$ 170 juta (bank asing 50%, bank lokal 50%). Disaksikan oleh Menperin Hartarto, penandatanganan dilakukan oleh Dirut PT Tri Polyta Sudwikatmono, Bambang Trihatmodjo dan George Hardjosoesilo (Bimantara), Prayogo Pangestu (Barito), dan Henri Pribadi (Astenia) serta pihak bank. Investasi seluruhnya US$ 260 juta (termasuk modal kerja US$ 40 juta), sedang mesinnya sudah terpasang di Cilegon, Jawa Barat. Pabrik itu akan mulai berproduksi akhir 1991, dengan kapa- sitas 160 sampai 200 ribu ton per tahun. Teknologi Unipol yang akan dipakai merupakan lisensi Union Carbide (sejak 1987). Bahan baku impor akan dipasok oleh Union Carbide dan Marubeni. "Pemasokan bahan lokal masih kami negosiasikan dengan pihak mereka," kata Sudwikatmono kepada Ardian T. Gesuri dari TEMPO. Dan tak lama lagi, propilen yang dibutuhkan tak perlu impor karena di Cailacap akan dibangun pabrik olefin yang salah satu produknya adalah bahan baku untuk polipropilen itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini