Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ekonomi

PMI Manufaktur Indonesia Kembali Anjlok ke Level Kontraksi, Sudah 3 Bulan Berturut-turut

Data teranyar S&P Global memaparkan PMI Manufaktur Indonesia kembali mengalami kontraksi dan sudah terjadi selama tiga bulan berturut-turut.

1 Oktober 2024 | 13.38 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga pemeringkat dunia, Standard & Poor's Global Ratings (S&P) merilis data terkini Purchasing Manager’s Index (PMI) manufaktur Indonesia, Rabu, 1 Oktober 2024. Hasilnya PMI Manufaktur Indonesia pada September masih anjlok ke zona kontraksi yakni 49,2. Kontraksi telah terjadi tiga bulan berturut-turut sejak Juli.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ambang batas pertumbuhan PMI manufaktur adalah 50, di bawah itu tergolong level kontraksi. Direktur Ekonomi S&P Global Market Intelligence, Paul Smith, mengatakan kinerja perekonomian sektor manufaktur Indonesia yang mengecewakan berkaitan dengan kondisi makro ekonomi global yang sedang lesu pada September.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Dengan penurunan tercepat pada penjualan eksternal dalam waktu hampir dua tahun,” ujarnya dalam rilis berita yang dibagikan Selasa, 1 Oktober 2024.

Data S&P memaparkan penurunan lebih lanjut pada output dan permintaan baru kembali terjadi pada bulan ini. Inventaris gudang jadi sedikit naik, sementara perusahaan mengurangi aktivitas pembelian mereka menanggapi permintaan pasar yang turun. Akan tetapi, pertumbuhan lapangan kerja dan kepercayaan diri tentang masa depan tercatat membaik ke posisi tertinggi dalam tujuh bulan.

Dipaparkan pula bahwa kondisi permintaan pasar masih lamban dan aktivitas klien secara umum lebih rendah dibandingkan sebelumnya pada tahun ini. Permintaan manufaktur global yang turun membebani penjualan eksternal. “Data terkini menunjukkan bahwa ekspor baru turun tajam sejak bulan November 2022 dan selama tujuh bulan berturut-turut,” demikian ditulis dalam rilis S&P.

Faktor nilai tukar yang buruk dan kenaikan harga bahan baku menyebabkan kenaikan biaya input pada bulan September. Tingkat inflasi tercatat masih cukup tinggi, meski kini berkurang hingga level terendah selama setahun. Sedikit pengurangan sempat menurunkan tekanan terhadap perusahaan untuk menaikkan biaya. Sebaliknya, menanggapi kondisi pasar yang lesu, perusahaan secara umum sedikit menurunkan harga output untuk pertama kali sejak bulan Juni 2023. 

Meski demikian, perusahaan manufaktur mencatat kenaikan kecil pada lapangan kerja untuk pertama kali dalam tiga bulan. Sebagian hal ini berkaitan dengan kepercayaan diri yang meningkat, dengan perusahaan dilaporkan sangat mengharapkan keadaan pengoperasian pabrik lebih stabil. Sebagai informasi, PMI Manufaktur pada Agustus berada pada level 48,9 dan Juli 49,3.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus