Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Pola Kebiasaan Belanja di Indonesia Berubah setelah Pandemi, Ini Hasil Surveinya

PwC meluncurkan publikasi dan hasil survei perubahan pola belanja masyarakat Indonesia dalam beberapa bulan ini.

13 Agustus 2020 | 13.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto didampingi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berkeliling Mal Kota Kasablanka, Jakarta, Selasa, 16 Juni 2020. Dalam kunjungan tersebut, keduanya meninjau pelaksanaan aturan new normal terkait protokol kesehatan di pusat perbelanjaan tersebut. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - PricewaterhouseCoopers (PwC) meluncurkan publikasi dan hasil survei Global Consumer Insights 2020 dengan tajuk "Before and After the Covid-19 Outbreak". Hasilnya, terjadi perubahan pola belanja masyarakat Indonesia dalam beberapa bulan ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Pandemi telah merubah spending habit," kata kata Retail and Consumer Leader PwC, Peter Hohtoulas, dalam paparan publikasi Global Consumer Insights 2020 secara virtual pada Kamis, 13 Agustus 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebelum pandemi muncul, ada lima kelompok barang yang mendominasi pengeluaran masyarakat di tanah air. Kelimanya yaitu belanja biasa (55 persen), jalan-jalan (50 persen), makan di luar (50 persen), pengembangan diri (24 persen), dan acara budaya dan seni (21 persen).

Setelah pandemi datang, pengeluarannya berubah total. Paling tinggi yaitu produk kesehatan (77 persen), bahan makanan sehari-hari (67 persen), hiburan dan media (54 persen), belanja di restoran atau makanan siap antar (47 persen), dan perkakas rumah tangga dan taman (32 persen).

Kenaikan belanja produk kesehatan di Indonesia hingga 77 persen pun juga terbilang tinggi. Sebab di tingkat global, kenaikan terbesar terjadi pada belanja bahan makanan sehari-hari, 53 persen. Namun konsumsi bahan makanan di Indonesia masih lebih tinggi,  yakni 67 persen.

Ada yang meningkat, ada juga yang menurun. PwC mencatat masyarakat di Indonesia mengurangi pembelian terhadap lima kelompok barang. Kelimanya yaitu pakaian (32 persen), peralatan olahraga dan outdoord (27 persen), produk kecantikan (27 persen), peralatan kantor (25 persen), dan belanja di restoran atau makanan siap antar (22 persen).

PwC lalu juga melihat cara konsumen Indonesia untuk berbelanja, khususnya untuk produk bahan makanan sehari-hari. Saat ada kebiajakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), 69 persen memilih untuk belanja secara online.

Tapi setelah PSBB dicabut, masyarakat lebih cenderung memilih untuk kembali berbelanja secara offline. Sehingga, angka pembelian online turun dari 69 persen menjadi 57 persen.

Fajar Pebrianto

Fajar Pebrianto

Meliput isu-isu hukum, korupsi, dan kriminal. Lulus dari Universitas Bakrie pada 2017. Sambil memimpin majalah kampus "Basmala", bergabung dengan Tempo sebagai wartawan magang pada 2015. Mengikuti Indo-Pacific Business Journalism and Training Forum 2019 di Thailand.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus