Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Politikus PKS: Persoalan Garuda Sudah Sangat Menyesakkan Dada

Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi PKS, Rafli Kande, menilai persoalan keuangan yang dialami Garuda Indonesia harus segera diselesaikan.

17 Juni 2021 | 11.16 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pekerja cargo menurunkan Envirotainer berisi vaksin COVID-19 Sinovac dari pesawat Garuda Indonesia setibanya dari Beijing di Terminal Cargo Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa 2 Maret 2021. Sebanyak 10 juta dosis vaksin COVID-19 Sinovac dalam bentuk curah kembali tiba di Indonesia, yang selanjutnya akan dibawa ke Bio Farma untuk diproduksi. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi PKS, Rafli Kande, menilai persoalan keuangan yang dialami PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. harus segera diselesaikan. Menurut dia, perusahaan pelat merah ini telah menghadapi kondisi berat dalam beberapa tahun ke belakang karena beban utang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Persoalan Garuda sudah sangat menyesakkan dada. Sesungguhnya kita harus tahu karena kerugian Garuda bukan hanya di masa pandemi. Hari ini sudah tidak bisa dibendung lagi, bengkaknya (utang) sudah luar biasa,” ujar Rafli saat dihubungi pada Rabu malam, 16 Juni 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Untuk menyelamatkan Garuda, Rafli menyebut perusahaan pelat merah itu mesti melakukan restrukturisasi secara menyeluruh. Restrukturisasi mencakup sisi manajemen, pelaksanaan teknis, hingga operasional.

Di sisi manajemen, ia meminta Garuda mengkaji ulang pembayaran penuh gaji karyawan. Besaran beban operasional tersebut kini tak sebanding dengan pendapatan emiten lantaran frekuensi penerbangan terus menyusut.

“Jadi restrukturisasi ini bagaimana caranya melakukan efisiensi manajemen di tubuh Garuda,” katanya.

Garuda tengah menanggubumnng beban utang mencapai Rp 70 triliun. Utang Garuda terus membengkak dan bertambah sekitar Rp 1 triliun per bulan. Beban paling besar berasal dari perjanjian kerja sama dengan lessor. Garuda pun tengah menjajaki renegosiasi dengan lessor-lessor-nya untuk mengurangi tanggungan.

Selain renegosiasi dengan lessor, perusahaan tengah menghimpun sejumlah opsi penyelamatan perusahaan. Opsi-opsi penyelamatan juga dirumuskan oleh Kementerian BUMN sebagai pemegang saham terbesar Garuda.

Opsi pertama, Kementerian BUMN memberikan dukungan penuh melalui suntikan pinjaman atau ekuitas. Opsi kedua, Kementerian BUMN menggunakan perlindungan hukum kebangkrutan agar Garuda bisa merestrukturisasi kewajiban utang, sewa, dan kontrak kerjanya.

Sedangkan opsi ketiga adalah langkah yurisdiksi. Terakhir, opsi keempat, Garuda Indonesia harus membentuk maskapai baru.

Rafli mengatakan Komisi VI telah mendengar adanya opsi-opsi tersebut. Ia berharap Kementerian BUMN menggodok keempat opsi itu karena masing-masing memiliki konsekuensi yang besar. “Kita enggak rela kalau Garuda mati terbengkalai dan tidak terselamatkan,” ucapnya.

Francisca Christy Rosana

Francisca Christy Rosana

Lulus dari Universitas Gadjah Mada jurusan Sastra Indonesia pada 2014, Francisca mulai bergabung di Tempo pada 2015. Kini ia meliput politik untuk kanal nasional.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus