Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gunsar sedang mengalami cobaan berat. Perusahaan Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD), tempatnya bekerja sebagai sopir, terancam bangkrut. Sudah empat bulan ini gajinya tak dibayar. Padahal dia punya empat anak yang tiap hari harus diberi makan. Upahnya sebesar Rp 800 ribu per bulan—Gunsar sudah bekerja 22 tahun sebagai sopir—sering tak utuh diterimanya. "Kalau saya datang ke pangkalan tapi bus tidak ada karena jumlahnya terbatas, saya dibilang mangkir. Gaji dipotong Rp 26 ribu per hari," katanya masygul.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo