Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni ungkap Presiden Prabowo Subianto berencana menanam pohon aren seluas 2 juta hektare untuk swasembada energi. Raja Juli mengungkap informasi tersebut dalam rapat kerja bersama Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, 23 Januari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurutnya, rencana tersebut sudah dikaji Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono. Berdasarkan kajiannya, tiap satu hektare pohon aren bisa memproduksi hingga 24 ribu bioetanol. Bioetanol adalah bahan bakar alternatif yang diproduksi dari tanaman yang mengandung gula atau pati. "Prabowo merencanakan menanam 2 juta hektare aren. 1,1 juta hektare saja kita tanam, kami bisa produksi 26 juta kilo liter bioetanol," ucap dia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurutnya, 26 juta kilo liter bioetanol setara dengan nilai impor 26 juta kilo liter bahan bakar minyak (BBM) yang menghabiskan biaya Rp 300 triliun. Raja Juli meyakini, negara bisa hemat hingga ratusan triliun dengan penanaman 2 juta hektare aren ini. Menurutnya, program ini membutuhkan anggaran Rp 112 triliun. "Tapi karena ini energi berkelanjutan, 12 tahun nanti aren tua, anaknya sudah kembali lahir," ujar Raja Juli.
Menurutnya, hasil dari pohon aren bisa diperoleh dalam enam atau tujuh tahun. Tergantung jenis bibit yang digunakan. "Ada dua. Kalau bibit dalam bisa dipanen enam tahun, tapi usianya 12 tahun. Kalau genjah dipanen empat tahun tapi umurnya cuma sembilan hingga sepuluh tahun," tutur Raja Juli.
Raja Juli menjelaskan, air nira yang terkandung dalam pohon aren tak hanya energi bisa dimanfaatkan sebagai sumber energi, namun nira juga bisa diolah menjadi gula.
Ia mengaku belum menentukan pasti wilayah yang akan digunakan sebagai lokasi penanaman. Ia hanya memastikan saat ini, pemerintah sudah mengidentifikasi 1,1 juta hektare tanah yang belum dimanfaatkan yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. "Macam-macam di Indonesia. Yang bagus itu Sulawesi Utara, Garut, dan Sumatera Utara," kata dia.
Raja Juli meyakini program ini tak akan gagal. Alasannya, pemerintah sudah melakukan kajian dan diskusi dengan ahli konservasi, Willie Smith. Dalam kajian agroforestri ahli asal Belanda itu, kunci keberhasilan program ini bergantung pada pemilihan bibit aren. "Jadi kalau kita salah bibit, maka dalam 7 tahun kita tidak akan dapat apa-apa,” ucapnya.
Lebih lanjut, Menteri Kehutanan itu mengatakan pihaknya masih membahas rencana tersebut dengan PT Pertamina dan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). "Kemenhut hanya menyediakan lahan dan penyuluh, sementara offtaker dilakukan oleh perusahaan BUMN," tuturnya.