Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Prabowo Kritik Soal Utang, JK: Yang Penting Kita Bisa Bayar

Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK menjawab tudingan calon presiden, Prabowo Subianto, yang menyebut utang luar negeri naik Rp 1 triliun per hari.

4 September 2018 | 16.57 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK menjawab tudingan calon presiden Prabowo Subianto yang menyebut utang luar negeri naik Rp 1 triliun per hari. "Kita tidak hitung per hari. Kita hitung tahunan gitu, kan," kata JK di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa, 4 September 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JK bahkan menyebut tak tertutup kemungkinan utang luar negeri terus bertambah. "Ada tambahan Rp 200 triliun, ada mungkin Rp 300 triliun. Selama kita bisa bayar, bukan urusan triliunnya. Bisa bayar tidak? Kita bisa bayar," katanya.

Lebih jauh JK menyatakan keyakinannya bahwa pemerintah Indonesia masih mampu membayar utang tersebut. Hal ini berbeda bila dibandingkan dengan negara seperti Venezuela dan Argentina.

Lagi pula, kata JK, negara mana pun yang ingin membangun negaranya pasti membutuhkan dana. Kebutuhan dana itu didapat dengan meminjam, meski dengan cara yang berbeda-beda. "Amerika juga minjam, tapi minjamnya dengan cara cetak duit. Kalau Jepang minjamnya ambil dari dana pensiun. Kalau kita, karena kita tidak cetak duit terlalu banyak karena tidak laku di luar negeri, maka kita minjam dari World Bank dari perbankan-perbankan, itu biasa saja," kata dia.

Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto sebelumnya mengkritik pengelolaan utang luar negeri yang dilakukan pemerintah saat ini. Ia menilai utang Indonesia kian hari kian bertambah. "Utang pemerintah kita naik terus. Sekarang hitungannya naiknya Rp 1 triliun tiap hari," ucap Prabowo dalam acara bedah buku di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Selatan, pada Sabtu, 1 September 2018.

Utang yang dianggap Prabowo semakin naik itu membuat ketimpangan antara orang kaya dan orang miskin di Indonesia. Jika keadaan ini terus-menerus tak diperbaiki, kata Prabowo, Indonesia bisa menjadi negara miskin.

Prabowo bahkan menyebut pertumbuhan ekonomi yang tidak naik membuat negara Indonesia terancam negara miskin selamanya. "Ya bener ada orang Indonesia yang kaya-raya. Di Indonesia, 40 orang terkaya kekayaannya 584 ribu kali rata-rata orang Indonesia," kata Prabowo akhir pekan lalu.

HENDARTYO HANGGI

Friski Riana

Friski Riana

Reporter Tempo.co

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus