Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 100 koperasi besar di Indonesia tercatat mampu membukukan akumulasi aset hingga mencapai Rp 66,6 triliun dengan volume usaha Rp 59,7 triliun dan anggota 5.490.660 orang.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyambut baik prestasi koperasi besar di tanah air yang membukukan aset dan volume usaha mencapai triliunan rupiah. “Bukan hanya besar dari sisi perolehan omzet, namun juga mengakar pada kekuatan anggotanya yang menjadi ciri khas koperasi," kata Teten.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Catatan tersebut terangkum dalam buku berjudul 100 Koperasi Besar Indonesia (KBI) yang disebut Teten bukan hanya sebagai referensi atas hasil Rating Koperasi Indonesia berdasarkan paramater yang telah ditetapkan, khususnya omzet, aset dan jumlah anggota. “Namun juga menjadi pembelajaran bagi koperasi lainnya dan masyarakat bahwa koperasi Indonesia layak untuk diperhitungkan keberadaannya," kata dia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca Juga: Kota Tangerang Berdayakan Koperasi Bantu Pemulihan Ekonomi
Menurut Teten, dengan adanya profil koperasi penerima penghargaan, maka koperasi Indonesia yang besar dan mengakar dapat menjadi role model bagi pengembangan koperasi ke depannya.
Selain itu, lanjutnya, untuk meningkatkan “awareness” dan kepedulian pengambil kebijakan dan masyarakat terhadap koperasi, diperlukan “prototype” yang dapat mengangkat citra koperasi. Sehingga, publikasi yang baik perlu terus menerus dilakukan melalui berbagai media.
"Saya berharap Buku 100 Koperasi Besar Indonesia versi 2021 ini dapat disebarluaskan kepada para pemangku kepentingan, khususnya kepada seluruh gerakan koperasi dalam format yang mudah diakses," kata dia.
Pada kesempatan yang sama, penulis buku 100 Koperasi Besar Indonesia Irsyad Muchtar mengatakan penilaian 100 koperasi besar mengacu pada laporan tahun buku 2019. Selain itu, nilai tambah lainnya adalah aspek manajemen, penguasaan teknologi informasi terkini, dan kepedulian pada lingkungan.
“Dari 100 koperasi besar yang sudah kami himpun tercatat akumulasi aset sebesar Rp 66,6 triliun dengan volume usaha Rp 59,7 triliun dan anggota 5.490.660 orang,” kata Irsyad.
Irsyad menjelaskan buku setebal 250 halaman itu tidak hanya memuat 100 koperasi besar, tetapi juga memuat 200 koperasi besar lainnya dengan kategori progresif dan potensial.
“Kami telah himpun sedikitnya 500-an koperasi beraset mulai dari Rp 10 miliar hingga triliunan rupiah. Lalu, kami pilih 300 koperasi saja yang masuk kriteria koperasi besar dengan pengelompokan pada tiga kategori yaitu 100 Besar, 100 Progresif dan 100 Potensial,” kata dia.
Irsyad mengatakan sudah sejak 10 tahun terakhir aktif memantau perkembangan koperasi di tanah air, terutama terhadap koperasi-koperasi skala bisnis yang besaran aset, volume usaha maupun anggotanya tumbuh signifikan.
Selain rutin melakukan penelusuran langsung ke kantor-kantor koperasi tersebut, Irsyad juga aktif melakukan komunikasi via telepon dengan pengurus koperasi, menerima kiriman buku RAT, hingga penggalian data di Kementerian Koperasi dan UKM.
Hasilnya, Irsyad mengaku bisa menghimpun sekitar 500-an koperasi yang terbilang layak bisnis. Dari total 300 koperasi besar yang termuat di buku ini mencatat akumulasi aset sebesar Rp 85,102 triliun dengan volume usaha Rp 75,895 triliun dan melayani anggota sebanyak 7.569.339.
Jumlah aset tersebut, lanjut Irsyad, berkontribusi 55,9 persen terhadap total aset koperasi nasional, pada periode yang sama, sebesar Rp 152,113 triliun, volume usaha Rp 154,178 triliun dan dengan total anggota 22.463.738 orang. Sedangkan kontribusi berdasar volume usaha sebesar 49,2 persen dan 33,7 persen untuk total anggota.
Dalam buku yang terbit untuk keempat kalinya sejak 2012 ini, tercatat sejumlah koperasi unggulan lama, seperti Kospin Jasa Pekalongan, Jawa Tengah, Koperasi Kredit Lantang Tipo, Sanggau Kalimantan Barat, KSPPS UGT Sidogiri Pasuruan, atau pun Koperasi Telekomunikasi Selular Jakarta.
Kendati demikian terdapat peningkatan signifikan dari pencapaian aset, volume usaha dan anggotanya.
Untuk memacu pertumbuhan koperasi secara dinamis, maka penghargaan dipilah dalam tiga kategori agar koperasi dengan aset ratusan miliar rupiah tidak harus berhadapan dengan koperasi yang sudah mencetak aset triliunan rupiah.
Kategori I adalah apresiasi untuk koperasi dengan aset di atas Rp 1 triliun, Kategori II adalah koperasi dengan aset Rp500 miliar sampai dengan di bawah Rp 1 triliun, dan Kategori III koperasi dengan aset Rp100 miliar sampai dengan di bawah Rp 500 miliar.
Di kategori I, Kospin Jasa Pekalongan masih belum tergoyahkan sebagai pemuncak koperasi besar tahun 2021 dengan besaran aset di atas Rp 1 triliun. Sampai dengan tahun buku 2019 membukukan aset Rp 9,6 triliun atau naik dibanding tahun 2017 sebesar Rp 7 triliun.
Posisinya dibayangi pendatang baru yang langsung menyodok di urutan kedua, KSP Sahabat Mitra Sejati dengan aset Rp 4,4 triliun dari sebelumnya Rp 2,5 triliun.
Berikutnya koperasi dengan pencapaian aset tahun buku 2019 hingga urutan 10 besar adalah KSP Sejahtera Bersama Bogor (Rp 3,1 triliun), KSP CU Lantang Tipo, Sanggau (Rp 3 triliun), Mandiri Healthcare, Jakarta (Rp 2,7 triliun), KSPPS BMT UGT Sidogiri Pasuruan (Rp 2,6 triliun), KSP CU Pancur Kasih, Pontianak (Rp 2,5 triliun), KSP Mitra Dhuafa, Jakarta (Rp 1,9 triliun); Kisel, Jakarta (Rp 1,6 triliun), dan KSP Kopdit Keling Kumang, Sekadau (Rp 1,5 triliun).
Koperasi kelas triliuner lainnya adalah Koperasi Astra, Jakarta (Rp 1,2 triliun), KSP Kopdit Pintu Air Maumere Rp 1,1 triliun), KSPPS BMT Bina Umat Sejahtera, Lasem (Rp 1,1 triliun), dan KWSG, Gresik (Rp 1,0 triliun).
Apresiasi untuk koperasi Kategori II diberikan kepada Kopkar Wijaya Karya, Jakarta (Rp 950 miliar, Kopdit Sangosay, Bajawa (Rp 790 miliar), KSPPS BMT Maslahah Sidogiri (Rp 737 miliar), dan KSP Nasari, Semarang (Rp 664 miliar).
Apresiasi koperasi di kategori III diberikan kepada KSP Makmur Mandiri (Rp 500 miliar), Kopkar Sampoerna, Surabaya (Rp 417 miliar), dan KSPPS Fastabiq Khoiro Ummah, Pati (Rp 347 miliar).
Di luar pencapaian angka-angka besar tersebut, buku itu juga memberikan apresiasi kepada sejumlah koperasi yang dinilai berhasil dalam penggunaan informasi teknologi dan peran positifnya dalam peduli lingkungan.
Koperasi dengan penggunaan IT terbaik adalah KSP Kopdit Keling Kumang, Sekadau, Koperasi Astra Jakarta, KAN Jabung Malang, dan KSP Sejahtera Bersama, Bogor.
Untuk koperasi dengan Peduli Sosial terbaik yakni KSP Kopdit Pancur Kasih Pontianak, Koperasi Tankers Pertamina Perkapalan Jakarta, KPBS Pangalengan. Sedangkan koperasi dengan IT dan sekaligus Peduli Sosial terbaik yakni Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia.