Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bernard Arnault adalah seorang pengusaha, miliarder, dan kolektor seni asal Prancis. Per 1 September 2023, dia merupakan orang terkaya kedua di dunia di bawah nama Elon Musk yang merupakan bos Tesla dan Twitter. Kekayaan bersih Bernard Arnault saat ini adalah US$ 209,2 miliar. Angka ini turun 3,34 persen atau sekitar US$ 7,2 dari periode sebelumnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dia merupakan Chairman dan Chief Executive Officer (CEO) di perusahaan barang mewah terbesar di dunia, LVMH Moet Hennessy-Louis Vuitton SE (LVMH). Dia berhasil membawa LVMH menjadi pusat kekuatan global barang mewah yang mengendalikan merek-merek berkelas, seperti Louis Vuitton (LV), Christian Dior, dan Givenchy.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dia juga menjabat sebagai pimpinan perusahaan barang mewah asal Prancis lainnya, Christian Dior SE. perusahaan LVMH dan Dior masih saling berhubungan karena Dior memegang 42,36 persen saham dan 59,01 persen hak suara di LVMH.
Lantas, bagaimana profil Bernard Arnault yang merupakan orang terkaya di dunia dan bos dari LVMH tersebut? Simak rangkuman informasi selengkapnya berikut ini.
Profil Singkat Bernard Arnault
Bernard Arnault lahir pada 5 Maret 1949 di Bovlax Prancis. Dia merupakan anak dari pasangan Jean Leo Arnault dan Marie-Joseph Savinel. Sang ayah, yang merupakan lulusan Ecole Centrale Paris adalah seorang produsen dan pemilik perusahaan teknik sipil, Ferret-Savinel.
Bernard adalah lulusan dari Lycee Maxence Van Der Meersch di Roubaix. Setelah itu, dia melanjutkan pendidikannya di Ecole Polytechnique di Palaiseau dan lulus pada 1971 dengan gelar teknik. Dia pun kemudian bergabung dengan perusahaan ayahnya Ferret Savinel.
Untuk kehidupan pribadinya, Bernard menikah dengan Anne Dewavrin pada 1973 dan memiliki dua orang anak, yakni Delphine dan Antonie. Sayangnya, pernikahan tersebut kandas pada 1990 dan keduanya pun memutuskan untuk berpisah.
Tak lama setelah itu, Bernard menikah lagi dengan seorang pianis konser asal Kanada, Helene Mercier. Dari pernikahannya ini, Bernard dikaruniai tiga orang anak, yakni Frederic, Alexandre, dan Jean.
Pada 1976, saat memasuki usia 27 tahun, Bernard Arnault yang saat itu telah lima tahun bekerja di perusahaan manufaktur ayahnya, meyakinkan sang ayah untuk mengubah fokus perusahaan menjadi real estat. Mengikuti keinginan sang anak, nama perusahaan ayahnya pun berubah menjadi Ferinel yang mengembangkan spesialisasi dalam akomodasi liburan.
Melansir laman Business of Fashion, pada 1977 Bernard diangkat sebagai Chief Executive Officer (CEO) perusahaan. Dua tahun kemudian, yakni pada 1979, dia pun menjabat sebagai presiden perusahaan menggantikan sang ayah.
Selanjutnya: Ekspansi bisnis Bernard Arnault
Dengan bantuan dari Antoine Bernheim, mitra senior pemodal Lazard Freres et Cie, pada 1984 Arnault pun mengakuisisi Financiere Agache. Dia juga kemudian menjadi CEO dari perusahaan tersebut.
Lambat laun, dia mulai mengambil alih perusahaan tekstil Boussac Saint-Freres yang saat itu hampir bangkrut. Perusahaan ini memiliki empat anak usaha lain, yakni Christian Dior, Le Bon Marché, Conforama, dan Peaudouce.
Setelah akuisisi itu, Bernard memutuskan menjual seluruh aset perusahaan untuk Conforama dan Peaudouce. Saat itu, dia memilih mempertahankan Christian Dior dan departemen store Le Bon Marché. Baru kemudian dia mendirikan grup Moet Hennessy-Louis Vuitton (LVMH) yang dihasilkan dari merger antara dua perusahaan tersebut.
Pada 1993, melalui LVMH Bernard kembali mengakuisisi Berluti dan Kenzo. Dia juga membeli surat kabar ekonomi Perancis, La Tribune di tahun yang sama. Namun, surat kabar tersebut dijual untuk berinvestasi di surat kabar lain, Les Echos.
Selama terjun di dunia bisnis, Bernard dijuluki sebagai “serigala berbaju kasmir” karena kepiawaiannya dalam akuisisi di pasar saham. Dia bahkan mengakuisisi banyak perusahaan lain, seperti Givenchy, Guerlain, Marc Jacobs, Sephora, Emilio Pucci, Fendi, Loro Piana, Nicholas Kirkwood, Thomas pink, PM Williams, EDUN, Moynat, dan Donna Karen.
Bisnisnya juga merambah ke industri perhiasan dengan akuisisi pada TAG Heuer, De Beers, dan Bulgari. Meski sempat ingin menjalin kerja sama dengan hermes, namun tawaran Bernard tersebut ditolak dan Hermes mencegah investasi lebih dari pemilik LVMH tersebut.
Pada Oktober 2020, Bernard menutup akuisisi Tiffany & Co untuk bergabung dengan LVMH. Hal ini pun menambah daftar bisnis dan kemewahan dari grup Bernard Arnault tersebut.
Di bawah kepemimpinannya, penjualan dan laba perusahaan LVMH masing-masing tumbuh sebesar 5 dan 15 kali lipat dari nilai pasar. Melansir laman Startup Talky, pada 2021 perusahaan ini memiliki lebih dari 175.000 karyawan dan 179 negara yang menghasilkan pendapatan US$ 68,54 miliar. Selain itu, perusahaan ini juga mengendalikan 75 merek bergengsi dan memiliki jaringan ritel lebih dari 5.500 toko di seluruh dunia.
RADEN PUTRI