Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Profil Heru Pambudi, Anak Buah Sri Mulyani di Kursi Komisaris Pertamina

Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan Heru Pambudi resmi menjadi komisaris baru PT Pertamina (Persero) per 2 Juli 2021.

3 Juli 2021 | 11.31 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan Heru Pambudi saat memberikan keterangan pers di Jakarta pada Senin, 14 Oktober 2019.
material-symbols:fullscreenPerbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan Heru Pambudi saat memberikan keterangan pers di Jakarta pada Senin, 14 Oktober 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan Heru Pambudi resmi menjadi komisaris baru PT Pertamina (Persero) per 2 Juli 2021. Heru masuk ke Pertamina seiring dengan pemberhentian dengan hormat Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Isa Rachmatawarta dari dewan komisaris Pertamina.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Pengangkatan dan pemberhentian anggota Dewan Komisaris dilakukan melalui RUPS sebagai salah satu kewenangan Pemegang Saham. Kepada ketiga komisaris yang telah berakhir masa jabatannya, Pertamina mengucapkan terima kasih atas segala sumbangan tenaga dan pikirannya selama memangku jabatannya tersebut," kata Pjs Senior Vice President Corporate Communication & Investor Relations Pertamina Fajriyah Usman dalam rilis Jumat, 2 Juni 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Dikutip dari laman resmi Kemenkeu, Heru lahir di Bondowoso, Jawa Timur pada 11 Februari 1970. Heru lulus S1 Ekonomi Manajemen di Universitas Indonesia pada tahun 1996. Lalu, Ia menyelesaikan studi S2 di Universitas of Newcastle Upon Tyne, Inggris, pada 2001.

Heru mengawali karir sebagai PNS di Kementerian Keuangan pada 1992 di Direktorat Verifikasi, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Tahun 2002, ia pernah menjabat sebagai Kepala Seksi Kepabeanan dan Cukai II dan sebagai Kepala Seksi Impor pada tahun 2003.

Tahun 2007, ia dipromosikan menjadi Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A4 Tanjung Uban. Kemudian tahun 2008 menjabat sebagai Kepala Subdirektorat Kerjasama Internasional III.

Hingga pada 1 Juli 2015, ia diangkat menjadi Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan hingga tahun 2021. Selama menjabat sebagai Dirjen Bea Cukai, salah satu kasus yang disorot dan terjadi di lembaganya adalah dugaan korupsi impor tekstil.

Pada 2018 sampai 2020, Kejaksaan Agung menetapkan lima tersangka dalam kasus korupsi impor tekstil di Direktorat Jenderal Bea Cukai tahun 2018 sampai 2020. Mereka terdiri dari empat pejabat aktif di Bea dan Cukai Batam dan satu pengusaha.

Kelima tersangka tersebut adalah MM, DA, HAW, dan KA yang merupakan pejabat dari Bea dan Cukai Batam. Kemudian IR selaku pemilik PT Fleming Indo Batam dan PT Garmindo Prima. Heru pun ikut menjalani pemeriksana oleh Kejagung dalam kasus ini.

Hingga terakhir pada Maret 2021, ia menempati pos baru sebagai Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan RI. Rekam kekayaan Heru juga tercatat di dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara atau LHKPN.

Heru Pambudi memiliki kekayaan Rp 13,6 miliar pada 2019. Nilai harta itu meningkat dari 2018 yang sebesar Rp 11,7 miliar dan 2017 yang sebesar Rp 8,1 miliar.

Fajar Pebrianto

Fajar Pebrianto

Meliput isu-isu hukum, korupsi, dan kriminal. Lulus dari Universitas Bakrie pada 2017. Sambil memimpin majalah kampus "Basmala", bergabung dengan Tempo sebagai wartawan magang pada 2015. Mengikuti Indo-Pacific Business Journalism and Training Forum 2019 di Thailand.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus