Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

PT BIBU Minta Dukungan Raja Bali dan Penglingsir untuk Pembangunan Bandara di Buleleng, Setuju?

Kehadiran bandara di Bali Utara diperlukan untuk melengkapi Bandara Ngurah Rai yang letaknya di selatan Pulau Bali.

10 Desember 2022 | 15.28 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah pimpinan PT BIBU Panji Sakti minta dukungan dari raja dan penglingsir Bali. Mereka menemui 11 Raja Bali untuk membahas pembangunan Bandara Internasional Bali Utara di pesisir Kubutambahan, Buleleng, Bali Utara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Segala upaya telah maksimal kita lakukan, termasuk dukungan dari para Penglingsir se-Bali. Semoga tidak terlalu lama lagi, pemerintah segera menurunkan penlok (penetapan lokasi) pembangunan Bandar Udara Internasional Bali Utara yang sudah lama ditunggu," kata Komisaris Utama PT BIBU, Sutarman dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Sabtu, 10 Desember 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sementara itu, Direktur Utama PT BIBU Panji Sakti, Erwanto Sad Adiatmoko menyampaikan bahwa kehadiran bandara di Bali Utara diperlukan untuk melengkapi Bandara Ngurah Rai yang letaknya di selatan Pulau Bali.

Apalagi bandara yang baru di Bali Utara telah tercantum dalam RPJMN 2020-2024 sebagai proyek prioritas dan sudah pula masuk dalam Rencana Induk Bandar Udara yang sudah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Perhubungan RI No. 166/2019 Tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional.

Di samping itu, proposal yang diajukan PT BIBU selain memiliki social advantage, juga memiliki environmental advantage karena hasil kajian dari aspek lingkungan hidup menunjukkan bahwa di daerah pesisir Desa Kubutambahan praktis tidak ada terumbu karang tempat ikan berkumpul dan sebagai tempat makan ikan dan hewan laut lainnya, sehingga relatif tidak ada nelayan yang melaut di kawasan perairan pantai Desa Kubutambahan.

Menurut dia, kehadiran bandara di pesisir pantai juga akan merestorasi abrasi di pantai utara Bali tersebut.

Lebih jauh Erwanto juga mengungkapkan bahwa rencana pembangunan bandara di Kubutambahan, Bali Utara akan dikerjakan oleh China Construction First Group Corp. Ltd (CCFG) yang merupakan anak perusahaan salah satu BUMN yang terbesar di Negeri Tirai Bambu, China State Construction Engineering Corp. Ltd (CSCEC).

Perusahaan asal Cina itu juga dikenal mumpuni dalam pembiayaan dan pembangunan di bidang konstruksi dan telah berpengalaman dalam menangani berbagai proyek pembangunan besar di Tiongkok maupun di berbagai tempat di mancanegara.

Selanjutnya: PT BIBU menggandeng 3 BUMN Karya Terbesar

Sementara untuk kontraktor lokal, pihak PT BIBU sudah menggandeng tiga BUMN Karya terbesar di Indonesia yaitu PT Pembangunan Perumahan, PT Waskita Karya dan PT WIKA.

Ia mengatakan secara menyeluruh PT BIBU selain sudah mendapatkan dukungan dari Penglingsir Puri Agung se-Bali, juga mendapat dukungan dari Perbekel, dari Kepala desa se-Kecamatan Kubutambahan, didampingi camat, Kelian Adat dan Pengempon Pura Penyusuhan, dari masyarakat desa adat dan Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), serta dukungan dari pemangku adat, pecalang, kelompok nelayan, dan kepala dusun se-Kubutambahan di Kabupaten Buleleng.

Sejauh ini, PT BIBU juga sudah melibatkan sejumlah perguruan tinggi di Bali seperti Universitas Udayana, Universitas Pendidikan Ganesha, dan Universitas Panji Sakti dalam persiapan dan pelaksanaan pembangunan Bandara Internasional Bali Utara nantinya.

Mereka bersedia bekerja sama dengan PT BIBU karena menurut kajian dari para pakar dari perguruan tinggi tersebut, pembangunan Bandara Internasional Bali Utara yang diprakarsai oleh PT BIBU disimpulkan sudah menjalankan konsep Tri Hita Karana.

Investasi pembangunan Bandara Internasional Bali Utara akan menelan sekitar Rp17 triliun dan akan menciptakan lapangan kerja sebesar 200 ribu orang serta menghidupkan UMKM asal Bali dan sekitarnya.

Dalam pengembangannya, bandara ini juga nantinya akan dilengkapi dengan pembangunan Aerotropolis.“Kami sudah mendapat komitmen dari warga di sekitar Kubutambahan untuk bekerja sama mengelola tanah untuk dikelola,” kata Erwanto.

Ia menambahkan tidak ada transaksi jual beli tanah dan tidak ada alih kepemilikan, yang ada adalah sewa pakai dari warga pemilik tanah sehingga kepemilikan tanah tetap di tangan warga.

Untuk menyiapkan Aerotropolis, pihak PT BIBU Panji Sakti juga sudah menggandeng sejumlah perusahaan yang antara lain bergerak di bidang metaverse, finansial, properti, logistik, telekomunikasi, energi, digital data center, MICE, dan sebagainya.

“Mereka di belakang kami. Di antaranya ada sejumlah perusahaan dalam dan luar negeri yang sudah menandatangani dokumen kerja sama dengan BIBU. Kami ingin membangun peradaban baru di Bali Utara,’’ katanya.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus