Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

PT Bukit Asam Akan Garap Proyek PLTS di Ombilin, Tanjung Enim dan Bantuas

PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menggarap bisnis energi Pembangkit Listrik Tenaga Surya dengan memanfaatkan lahan di bekas tambang milik perusahaan.

6 September 2021 | 15.11 WIB

Alat untuk memuat batu bara ke dalam gerbong kereta di areal tambang PT. Bukit Asam Tbk. Batu bara dari tambang ini dikapalkan ke Pulau Jawa hingga luar negeri. TEMPO/Parliza Hendrawan
Perbesar
Alat untuk memuat batu bara ke dalam gerbong kereta di areal tambang PT. Bukit Asam Tbk. Batu bara dari tambang ini dikapalkan ke Pulau Jawa hingga luar negeri. TEMPO/Parliza Hendrawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta -Perusahaan pertambangan batu bara milik BUMN, PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) menggarap bisnis energi Pembangkit Listrik Tenaga Surya dengan memanfaatkan lahan di bekas tambang milik perusahaan.

Direktur Utama Bukit Asam Suryo Eko Hadianto secara virtual, Senin, mengatakan, PTBA berencana menggarap proyek pengembangan PLTS di Ombilin-Sumatera Barat, Tanjung Enim-Sumatera Selatan, dan Bantuas-Kalimantan Timur.

Masing-masing lahan bekas tambang akan terpasang PLTS dengan kapasitas mencapai 200 MW.

Saat ini, PLTS sedang dalam tahap pembahasan dengan PLN untuk bisa menjadi Independent Power Producer (IPP) dan ditargetkan masuk pada 2022.

Sebelumnya, PTBA juga melakukan ekspansi bisnis ke sektor energi baru dan terbarukan, salah satunya dengan Commercial Operation Date (CoD) PLTS di Bandara Soekarno Hatta bekerjasama dengan PT Angkasa Pura II (Persero). “PLTS tersebut beroperasi penuh pada 1 Oktober 2020,” kata Suryo.

Nantinya, masing-masing lahan pasca tambang yang dimiliki Bukit Asam akan dipasang PLTS dengan kapasitas mencapai sekitar 200 Megawatt.

Perseroan saat ini tengah membahas dengan PT PLN (Persero) untuk mengusulkan proyek-proyek PLTS milik PTBA masuk dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL)."Saat ini PLTS sedang dalam tahap pembahasan dengan PLN untuk bisa menjadi Independent Power Producer (IPP) dan ditargetkan masuk dalam RUPTL di tahun 2022," kata dia.

Direktur Pengembangan PT Bukit Asam Tbk Fuad IZ Fachroeddin mengatakan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) hingga 2050, pengembangan EBT Bukit Asam cukup ambisius dan terukur karena mempunyai kelebihan dalam konteks lahan pasca tambang.

Hal itu merujuk bahwa tantangan dalam pengembangan EBT, khususnya PLTS adalah ketersediaan lahan dan tarif yang atraktif bagi pembeli.“Kami sudah hitung dengan cermat untuk address dua hal tersebut,” katanya.

Fuad mengatakan kalau dilihat dari Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) sudah dipetakan potensi 207,8 GW energi surya. Solar PV ditargetkan 45 GW pada 2050. Dari beberapa potensi EBT maka energi surya adalah salah satu yang terbesar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus