Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

PT PP Properti Rugi Rp 1,09 Triliun di 2024 hingga Saldo Negatif, Auditor Pertanyakan Kemampuan Perseroan Lanjutkan Usaha

PT PP Properti Tbk (Persero) mencatatkan kerugian pada 2024 sebesar Rp 1,09 triliun. Aset dan pendapatan juga menurun.

10 Maret 2025 | 08.17 WIB

Jaringan Group Hotel yang dikelola PP Hospitality by PT PP Properti Tbk telah Dibuka Kembali Dengan Protokol "New normal"
material-symbols:fullscreenPerbesar
Jaringan Group Hotel yang dikelola PP Hospitality by PT PP Properti Tbk telah Dibuka Kembali Dengan Protokol "New normal"

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - PT PP Properti (Persero) Tbk. mencatatkan kerugian pada 2024 sebesar Rp 1,09 triliun. Jumlah itu menurun tipis dari tahun sebelumnya sebesar Rp 1,28 triliun. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam laporan keuangan emiten dengan kode PPRO ini, PT PP Properti mencatatkan pendapatan yang juga turun tajam. Pada 2024, PT PP hanya mendapatkan Rp 458 miliar dari penjualan atau turun dari 2023 sebesar Rp 983 miliar. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Pendapatan PT PP Properti ini disokong oleh penjualan apartemen sebesar Rp 245 miliar, rumah Rp 34 miliar, hotel Rp 149,7 miliar, biaya layanan penyewa Rp 17 miliar, dan sewa Rp 11 miliar . Dari komponen penjualan real estate dan properti ini, perseroan meraup nilai penjualan Rp 458 miliar sepanjang 2024.  Adapun, PT PP Properti tidak menyertakan penjualan tanah sebesar Rp 563 miliar seperti di 2023. Karena itu, absennya penjualan tanah dalam laporan keuangan ini diduga menjadi sebab perseroan rugi. 

Selain itu, aset PT PP Properti juga mencatatkan penurunan. Pada 2024, aset perseroan sebesar Rp 18,24 triliun, lebih rendah dari 2023 sebesar Rp 19,69 triliun. 

Adapun auditor PT PP Properti juga memberikan catatan bahwa rugi komprehensif Rp 1,09 triliun ini mengakibatkan defisit sebesar Rp 1,94 triliun. 

“Pada tanggal 31 Desember 2024, Grup mencatat saldo negatif signifikan dari arus kas operasi Rp 866.443.332.112,” kata auditor dari kantor akuntan Amir Abadi Jusuf, Aryanto, Mawar & Rekan. 

Dari catatan itu, auditor menilai ada indikasi suatu ketidakpastian material yang dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan usahanya. “Opini kami tidak dimodifikasi sehubungan dengan hal tersebut,” kata auditor. 

Adil Al Hasan

Adil Al Hasan

Bergabung dengan Tempo sejak 2023 dan sehari-hari meliput isu ekonomi. Fellow beberapa program termasuk Jurnalisme Data AJI Indonesia.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus