Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

PUPR: Program Bedah Rumah Terealisasi 68,44 Persen

PUPR melalui Ditjen Perumahan menggulirkan bantuan program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) atau dikenal dengan Bedah Rumah.

20 Agustus 2020 | 02.58 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (tengah) meninjau proyek taman di Komplek GBK,Senayan, 10 Mei 2018. Basuki Hadimoeljono telah memberikan janjinya untuk segera menyelesaikan seluruh arena pertandingan. TEMPO/Fakhri Hermansyah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Ditjen Perumahan menggulirkan bantuan program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) atau dikenal dengan Bedah Rumah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menjelaskan program ini dilaksanakan untuk peningkatan kualitas rumah di 449 kabupaten/kota dan pembangunan baru di 151 kabupaten/kota dengan alokasi anggaran Rp4,63 triliun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Ini bentuk perhatian pemerintah kepada masyarakat berpenghasilan rendah untuk menghuni rumah yang layak sekaligus membuka lapangan pekerjaan sebagai tukang untuk rehabilitasi rumah. Saya harap program ini dapat meningkatkan kualitas hidup para penerima bantuan dengan memiliki rumah yang lebih layak, sehat dan nyaman," kata Basuki dalam siaran pers Rabu 19 Agustus 2020.

Tercatat hingga 17 Agustus 2020, realisasi BSPS sudah 68,44 persen senilai Rp3,16 triliun dengan jumlah tenaga kerja yang terserap sebanyak 111.757 orang.

Salah satu kabupaten yang masuk dalam program BSPS tahun 2020 dan telah disalurkan bantuan program tersebut adalah Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah, dengan alokasi anggaran Rp8,54 miliar untuk 488 rumah tidak layak huni (RTLH) yang tersebar di 14 desa.

Dengan bantuan sebesar Rp17,5 juta per unit rumah tersebut, diharapkan masyarakat bisa lebih bersemangat dalam membangun hunian yang layak huni.

Menurut Basuki, program BSPS ini dilakukan dengan metode Padat Karya Tunai (PKT). Tujuannya mempertahankan daya beli masyarakat dan mengurangi angka pengangguran.

Penyaluran BSPS di Kabupaten Morowali merupakan bagian dari bedah rumah di Sulawesi Tengah dengan alokasi Rp70 miliar. Anggaran tersebut untuk bedah rumah sebanyak 4.000 unit tersebar di satu kota dan delapan kabupaten di Sulawesi Tengah.

Bentuk bantuan yang diberikan tidak berupa uang tunai melainkan bahan bangunan yang digunakan untuk membangun.

Adapun perincian biaya yang dikeluarkan untuk peningkatan kualitas adalah Rp15 juta untuk material bahan bangunan dan Rp2,5 juta untuk upah tukang, sehingga total biaya yang untuk peningkatan kualitas rumah swadaya (PKRS) satu unit hunian adalah sebesar Rp17,5 juta.

Jumlah penerima bantuan BSPS di Kabupaten Morowali sebanyak 488 kepala keluarga terbagi dalam dua tahap yakni tahap pertama sebanyak 418 penerima bantuan dan tahap kedua 70 penerima bantuan.

Bupati Morowali, Taslim, menyatakan Pemkab Morowali sangat terbantu dan mengapresiasi program BSPS yang dilaksanakan oleh Satuan Kerja Non-Vertikal Tertentu Penyediaan Perumahan Sulteng.

Dia berharap kuota penerima bantuan bedah rumah di Morowali dapat ditingkatkan, sehingga jumlah rumah tidak layak huni di daerah tersebut dapat berkurang dengan signifikan. “Pemkab Morowali siap memberikan dana pendampingan bagi masyarakat yang tidak mampu berswadaya,” ucapnya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus