PASAR emas di Gang Kenanga, Senen dan Sawah Besar (Jakarta)
kehilangan peminat. "Keadaan betul-betul sepi, nyaris tak ada
pembeli," keluh Totong Kertakusumah, seorang pemilik toko emas
di situ. Matanya merah seperti orang habis menangis. "Begitu
sepinya saya sampai tertidur," katanya pula.
Suasana sepi itu sudah mulai terasa sejak sebulan yang lalu.
Ketika itu harga emas murni Logam Mulia mantap Rp 10.250/gram.
Secara bertahap harga itu kemudian jatuh sampai Rp 9.800/gram
pada awal minggu ini. Beberapa pedagang malahan berani melepas
Rp 9.600, karena khawatir harga akan merosot lagi.
Beberapa kalangan memperkirakan Rp 7.500 merupakan harga yang
pantas, karena menurut mereka kenaikan yang mencapai Rp 15.000
akibat Kenop 15 dianggap terlalu tinggi.
Turunnya harga emas nampaknya memang akan berlangsung terus
"Tapi diperkirakan tidak akan lebih murah dari Rp 9.000. Untuk
naik di atas US$ 500 per troy ounce atau di atas Rp 10.000 pun
agak sulit," ulas Danil Nazir, sekretaris Pabrik Pemurnian Logam
Mulia. Sebab harga pokok produksi emas murni di Afrika Selatan,
menurut dia, adalah US$ 450/troy ounce (31,1035 gram).
Untuk mencari pasaran Pabrik Pemurnian Logam Mulia mulai membuat
LM dengan bobot 5 dan 10 gram di samping yang berukuran 25,50
dan 100 gram. Tetapi permintaan tetap kendur.
PT Central Intervest Corporation di Jalan Pintu Besar Selatan
malahan memasang harga lebih murah Rp 100/gram dari harga pokok.
Tapi pasaran tetap tak melawan. "Keadaan lesu," ujar seorang
staf perusahaan yang bergerak dalam perdagangan valuta dan Logam
Mulia.
Lesunya harga emas belakangan ini erat hubungannya dengan
kemerosotan harga emas internasional. Ini diakibatkan oleh
tingkat suku bunga dollar AS yang naik dari 17% menjadi 21%.
Kepercayaan pada dollar meningkat. Orang melepaskan emasnya.
Para ahli meramalkan suku bunga dollar tetap akan tinggi. Dalam
kunjungannya ke AS belum lama ini Kanselir Helmut Schmidt dari
Jerman Barat menekankan kepada Presiden Ronald Reagan tentang
pengaruh jelek kenaikan suku bunga dollar terhadap mata uang
Jerman (DM). Keluhan serupa juga datang dari Menteri Keuangan
Jepang Michio Watanabe.
Permintaan terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan
dollar diduga akan meningkat. Untuk menjaga keseimbangan negara
lain mungkin akan menaikkan suku bunga juga, dengan risiko
menambah besar tingkat inflasi. Pengaruhnya terhadap rupiah agak
sulit diduga. Karena kurs selama ini tidak tergantung pada
pasaran- bebas, tetapi dikendalikan pemerintah.
Ada yang berpendapat jatuhnya harga emas belakangan ini di
pasaran dalam negeri didorong oleh munculnya pialang emas belum
lama ini di Jakarta. Uang panas yang selama ini digunakan dalam
spekulasi emas dialihkan ke bisnis komoditi itu. Kini di saat
pasaran emas yang lagi surut peranan kaum pialang pun ikut
mengendur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini