Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Ramalan buat si kuning

Merosotnya harga emas di pasaran erat hubungannya dengan kemorosotan harga emas internasional. diakibatkan oleh tingkat suku bunga dollar as yang naik dari 17% menjadi 21%. (eb)

13 Juni 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PASAR emas di Gang Kenanga, Senen dan Sawah Besar (Jakarta) kehilangan peminat. "Keadaan betul-betul sepi, nyaris tak ada pembeli," keluh Totong Kertakusumah, seorang pemilik toko emas di situ. Matanya merah seperti orang habis menangis. "Begitu sepinya saya sampai tertidur," katanya pula. Suasana sepi itu sudah mulai terasa sejak sebulan yang lalu. Ketika itu harga emas murni Logam Mulia mantap Rp 10.250/gram. Secara bertahap harga itu kemudian jatuh sampai Rp 9.800/gram pada awal minggu ini. Beberapa pedagang malahan berani melepas Rp 9.600, karena khawatir harga akan merosot lagi. Beberapa kalangan memperkirakan Rp 7.500 merupakan harga yang pantas, karena menurut mereka kenaikan yang mencapai Rp 15.000 akibat Kenop 15 dianggap terlalu tinggi. Turunnya harga emas nampaknya memang akan berlangsung terus "Tapi diperkirakan tidak akan lebih murah dari Rp 9.000. Untuk naik di atas US$ 500 per troy ounce atau di atas Rp 10.000 pun agak sulit," ulas Danil Nazir, sekretaris Pabrik Pemurnian Logam Mulia. Sebab harga pokok produksi emas murni di Afrika Selatan, menurut dia, adalah US$ 450/troy ounce (31,1035 gram). Untuk mencari pasaran Pabrik Pemurnian Logam Mulia mulai membuat LM dengan bobot 5 dan 10 gram di samping yang berukuran 25,50 dan 100 gram. Tetapi permintaan tetap kendur. PT Central Intervest Corporation di Jalan Pintu Besar Selatan malahan memasang harga lebih murah Rp 100/gram dari harga pokok. Tapi pasaran tetap tak melawan. "Keadaan lesu," ujar seorang staf perusahaan yang bergerak dalam perdagangan valuta dan Logam Mulia. Lesunya harga emas belakangan ini erat hubungannya dengan kemerosotan harga emas internasional. Ini diakibatkan oleh tingkat suku bunga dollar AS yang naik dari 17% menjadi 21%. Kepercayaan pada dollar meningkat. Orang melepaskan emasnya. Para ahli meramalkan suku bunga dollar tetap akan tinggi. Dalam kunjungannya ke AS belum lama ini Kanselir Helmut Schmidt dari Jerman Barat menekankan kepada Presiden Ronald Reagan tentang pengaruh jelek kenaikan suku bunga dollar terhadap mata uang Jerman (DM). Keluhan serupa juga datang dari Menteri Keuangan Jepang Michio Watanabe. Permintaan terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan dollar diduga akan meningkat. Untuk menjaga keseimbangan negara lain mungkin akan menaikkan suku bunga juga, dengan risiko menambah besar tingkat inflasi. Pengaruhnya terhadap rupiah agak sulit diduga. Karena kurs selama ini tidak tergantung pada pasaran- bebas, tetapi dikendalikan pemerintah. Ada yang berpendapat jatuhnya harga emas belakangan ini di pasaran dalam negeri didorong oleh munculnya pialang emas belum lama ini di Jakarta. Uang panas yang selama ini digunakan dalam spekulasi emas dialihkan ke bisnis komoditi itu. Kini di saat pasaran emas yang lagi surut peranan kaum pialang pun ikut mengendur.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus