Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Realisasi Penyaluran KUR Capai Rp 246 Triliun per Akhir Oktober 2024

Kemenko Perekonomian mencatat realisasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) tembus Rp 246,88 triliun per Oktober 2024.

14 November 2024 | 15.05 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pekerja menyelesaikan proses pembuatan sepatu di industri rumahan, kawasan Setiabudi, Jakarta, Jumat 10 Mei 2024. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mencatat realisasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk berbagai jenis pelaku usaha hingga April 2024 mencapai Rp90,45 triliun dari total target Rp 287 triliun. ANTARA FOTO/Erlangga Bregas Prakoso

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mencatat realisasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) mencapai lebih dari Rp 246 triliun per akhir Oktober 2024. Jumlah tersebut setara pemenuhan 88,17 persen dari target total penyaluran KUR sebesar Rp 280 triliun.

“Di 2024 sendiri, sampai dengan 31 Oktober, realisasinya sudah mencapai Rp 246,88 triliun,” kata Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Ferry Irawan di acara KUR Meets the Press yang berlangsung di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat pada Rabu, 13 November 2024.
 
Ferry menyampaikan, realisasi penyaluran KUR pada 2023 berada di bawah target. Namun, dengan sisa waktu sedikit melebihi satu bulan hingga akhir 2024, ia berharap tahun ini semua pihak dalam ekosistem KUR dapat mencapai target di Rp 280 triliun.
 
Secara agregat, ia mengingat target penyaluran KUR hingga 2015 adalah Rp 1.925 triliun sementara realisasinya mencapai Rp 1.887,2 triliun, yang berarti sekitar 94 persen. “Untuk 2024 kita perkirakan setidaknya sama atau lebih tinggi dari target awal kita,” tuturnya.
 
Selain target penyaluran, pemerintah menargetkan jumlah debitur baru KUR pada 2024 mencapai 2,49 debitur, debitur graduasi 1,16 juta, dan ketersediaan subsidi bunga Rp 47 triliun. Berdasarkan catatan Kemenko Perekonomian, terdapat 48,63 juta debitur KUR sejak 2015 sampai dengan 31 Oktober 2024. Sementara, jumlah debitur sejak 1 Januari sampai 31 Desember mendatang adalah 4,27 juta.
 
Dari keseluruhan jumlah debitur KUR, 113 persen merupakan debitur baru per Agustus 2024. Sebanyak 49 persen debitur KUR pada 2024 bergraduasi atau bergeser dari KUR ke skema pembiayaan yang lebih tinggi per Mei 2024. Kemudian, 57 persen penyaluran KUR mengarah ke sektor produksi per September 2024.
 
Sementara itu, 60 persen debitur baru KUR pada 2024 berada pada desil 1 – 4. “Jadi memang masyarakat kita yang termasuk di bawah, yang memang membutuhkan akses pembiayaan untuk aktivitas ekonomi,” kata Ferry.
 
Ia mengatakan pemerintah juga mempertimbangkan konteks pemberdayaan serta inklusi keuangan. Dalam hal itu, tercatat 49 persen penerima KUR per 30 Juni 2024 adalah perempuan. Sementara dari data secara agregat, 1,3 persen dari total KUR yang disalurkan sampai 31 Agustus 2024 diterima oleh debitur di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
 
Asisten Deputi Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Kemenko Perekonomian Gede Edy Prasetya menyebut kredit macet atau non performing loan (NPL) KUR adalah 2,19 persen. “Data statistik kami menunjukkan angkanya 2,19. Jauh di bawah rerata NPL penyaluran kredit UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) yang lainnya,” kata dia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus