Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Rekam Jejak Susi Pudjiastuti, dari Aktif Kritisi Kebijakan Jokowi, hingga Belakangan Ditemui Prabowo dan Anies

Sosok mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti belakangan jadi sorotan karena terlihat kompak dengan dua bakal calon presiden.

25 Juli 2023 | 21.11 WIB

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Ketua Umum Pandu Laut Nusantara sekaligus mantan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjastuti melepasliarkan tukik di Pesisir Pantai Barat, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Senin, 17 Juli 2023. Susi dan Prabowo melakukan kegiatan bersih pantai dan pelepasan tukik. Instagram/susipudjiastuti
Perbesar
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Ketua Umum Pandu Laut Nusantara sekaligus mantan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjastuti melepasliarkan tukik di Pesisir Pantai Barat, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Senin, 17 Juli 2023. Susi dan Prabowo melakukan kegiatan bersih pantai dan pelepasan tukik. Instagram/susipudjiastuti

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Sosok Menteri Kelautan dan Perikanan periode 2014-2019 Susi Pudjiastuti belakangan jadi sorotan karena terlihat kompak dengan bakal calon presiden Prabowo Subianto. Pada 17 Juli 2023, keduanya terlibat dalam acara kegiatan bersih-bersih pantai dan pelepasan tukik di Pantai Pangandaran. Kendati demikian, Prabowo dan Susi sama-sama menepis adanya agenda politik dalam pertemuan tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Terbaru, Susi Pudjiatuti juga bertemu dengan bakal calon presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan Anies Baswedan. Pertemuan itu berlangsung saat Anies kunjungan ke Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat pada Senin sore, 24 Juli 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Setelah tak lagi menjabat di pemerintahan, Susi Pudjiastuti memang memilih untuk fokus pada bisnisnya. Tak hanya itu, Susi Pudjiastuti juga aktif di media sosial untuk mengkritisi kebijakan Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Lantas, seperti apa rekam jejak Susi Pudjiastuti?


Rekam Jejak Susi Pudjiastuti

Susi Pudjiastuti adalah seorang mantan Menteri Kelautan dan Perikanan (Menteri KKP) dalam Kabinet Kerja 2014-2019 yang lahir di Pangandaran pada 15 Januari 1965. Sebelum menjabat sebagai Menteri KKP, perempuan bergaya nyentrik ini lebih dulu dikenal sebagai pengusaha.

Susi Pudjiastuti merintis bisnisnya pertama kali pada 1983. Saat itu, Susi menjadi pengepul ikan. Ia memilih untuk menekuni bisnis di bidang perikanan lantaran wilayah tempat tinggalnya yakni Pangandaran memiliki hasil laut yang cukup melimpah.

Pada awalnya, Susi memulai usahanya dengan menjual ikan secara berkeliling di pantai Pangandaran menggunakan sepeda. Pendapatan dari penjualan ikan tersebut digunakan untuk mengembangkan bisnisnya agar dapat tumbuh lebih besar. Seiring berjalannya waktu, usaha keras yang dilakukan oleh Susi akhirnya membuahkan hasil yang memuaskan.

Pada tahun 1996, Susi mendirikan perusahaan pengolahan ikan bernama PT ASI Pudjiastuti Marine Product di Pangandaran. Perusahaan ini berperan sebagai fasilitas pengolahan dan eksportir. Produk-produk yang dihasilkan oleh PT ASI Pudjiastuti Marine Product meliputi ikan pelagis beku, lobster beku, udang beku, ikan demersal beku, dan lain-lain.

Dari sejumlah produk yang dihasilkan, lobster menjadi produk utama yang menjadi andalan. Susi kemudian memberi label "Susi Brand" pada produknya dan berhasil mengekspor lobster hingga ke Amerika Serikat. Meskipun bisnisnya terus berkembang, bukan berarti Susi Pudjiastuti tidak menghadapi beberapa kendala.

Pada waktu itu, ada satu permasalahan yang menjadi fokus utama perhatiannya, yaitu kebutuhan akan transportasi yang cepat. Susi memiliki keinginan untuk mengangkut produk perikanannya menggunakan pesawat. Akhirnya, Susi memutuskan untuk mengambil risiko dan mendirikan maskapai penerbangan miliknya sendiri yang diberi nama "Susi Air".

Sebelum mendirikan Susi Air, Susi mencoba mengajukan pinjaman di sebuah bank. Pada sekitar 2004-2005, akhirnya dia berhasil memperoleh kredit sebesar Rp 47 miliar. Dana tersebut digunakan olehnya untuk membangun landasan pacu di Pangandaran dan juga membeli 2 unit pesawat Cessna. Susi Air pun berhasil beroperasi pertama kali dimulai di Medan.

Selanjutnya: Selain itu, pesawat Susi Air yang dimiliki ...

Selain itu, pesawat Susi Air yang dimiliki oleh Susi Pudjiastuti menjadi pesawat pertama yang mendarat di Aceh setelah terjadinya gempa bumi dan tsunami. Awalnya, pesawat tersebut direncanakan untuk mengangkut ikan. Namun, akhirnya pesawat milik Susi digunakan sebagai sarana untuk mengangkut bantuan bagi korban tsunami di Aceh.

Saat ini, bisnis jasa transportasi milik Susi Pudjiastuti memiliki 49 pesawat dalam armadanya. Armada tersebut terdiri dari 32 pesawat Cessna Grand Caravan C208B, 9 pesawat Pilatus PC-6 Turbo Porter, 3 pesawat Piaggio P180 Avanti II, 1 pesawat Air Tractor AT802 “Fuel Hauler”, 1 pesawat Piper Archer PA-28, dan 1 pesawat LET 410. Diperkirakan omzet dari bisnis ini mencapai ratusan miliar per tahun.

Hingga kemudian pada 26 Oktober 2014, Susi resmi menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan  di Kabinet Kerja Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Selama masa jabatannya sebagai, Susi menerapkan kebijakan-kebijakan yang dianggap kontroversial. Namun dampaknya memberikan banyak perubahan positif untuk kelestarian laut Indonesia.

Sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan, ia dikenal karena tindakan tegasnya terhadap penangkapan ikan ilegal. yang merujuk pada hukuman penenggelaman kapal-kapal asing ilegal di perairan Indonesia.

Selama masa jabatannya sebagai Menteri KKP, Susi Pudjiastuti dikenal sebagai sosok yang sangat tegas dalam memberantas penangkapan ikan ilegal di perairan Indonesia. Nama Susi bahkan dikaitkan dengan istilah "tenggelamkan”. Pasanya ia tidak ragu untuk memerintahkan penenggelaman kapal, terutama kapal milik asing yang terbukti melakukan pencurian ikan di perairan Indonesia.

Selain tindakan penenggelaman kapal, komitmen Susi terhadap perlindungan sumber daya kelautan juga ditunjukkan melalui penerbitan Peraturan Menteri Kelautan Nomor 2 Tahun 2015 yang melarang penggunaan alat penangkapan ikan pukat hela (trawls) dan pukat tarik (seine nets).

Susi juga mengeluarkan larangan ekspor benih lobster melalui Permen KKP No. 56/2016. Hal ini dilakukan karena Susi meyakini bahwa ekspor benih lobster dapat menyebabkan kerusakan ekologi akibat tingginya permintaan dari luar negeri yang menyebabkan eksploitasi besar-besaran. Selain itu, ekspor benih lobster hanya akan menguntungkan petambak dari negara lain, karena harga lobster dewasa yang diekspor sangat tinggi.

Upaya ini akhirnya berhasil; sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal Nature menunjukkan bahwa kebijakan agresif Susi terhadap penangkapan ikan ilegal telah berhasil mengurangi upaya penangkapan sebesar 25 persen dan berpotensi meningkatkan jumlah tangkapan sebesar 14 persen serta keuntungan sebesar 12 persen.

Kritik Susi ke Pemerintahan Jokowi

Setelah tidak lagi menjabat sebagai Menteri KKP, Susi Pudjiastuti sepenuhnya fokus mengurus bisnisnya. Selain itu, dia juga dikenal cukup aktif membagikan aktivitasnya di media sosial.

Dengan jutaan pengikut di Instagram dan Twitter, Susi Pudjiastuti menjadi sosok yang vokal dalam mengkritik pemerintah jika ia menilai ada keputusan yang keliru, termasuk berbagai kebijakan yang dikeluarkan oleh mantan atasannya, Presiden Jokowi.

Selanjutnya: 1. Kritik Perizinan Ekspor Pasir Laut...

1. Kritik Perizinan Ekspor Pasir Laut

Bahkan, sebagai mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti juga mengajukan permintaan kepada Presiden Jokowi untuk membatalkan izin ekspor pasir laut. Melalui akun Twitter pribadinya, @susipudjiastuti menuliskan "Semoga keputusan ini dibatalkan. Kerugian lingkungan akan jauh lebih besar." "Climate change sudah terasa dan berdampak. Janganlah diperparah dengan penambangan pasir laut," cuit Susi pada Ahad, 28 Mei 2023. 

2. Kritik Pejabat yang Karantina di Rumah 

Susi juga pernah mempertanyakan keistimewaan bagi pejabat negara yang dapat melakukan karantina di rumah sementara masyarakat biasa harus melakukan karantina di hotel saat masa pandemi Covid. Komentar pedasnya di Twitter juga muncul setelah Menko Marinves Luhut Binsar Panjatian meminta karantina secara gratis.

"Mohon pencerahan kenapa pejabat dan orang penting boleh karantina di rumah sendiri? Kenapa masyarakat tidak boleh karantina di rumah sendiri?" tulisnya melalui akun Twitter.

"Kenapa perbedaan itu ada karena yang sini pejabat dan sono masyarakat. Seingat saya virusnya sama. Masyarakat mau gratis wajar. Pejabatnya juga boleh gratis di rumah sendiri," cuitnya, Selasa 21 Desember 2021.

3. Kritik Ekspor Benih Lobster

Tak hanya itu, Susi juga mengkritik kebijakan menteri penggantinya, Edhy Prabowo, yang membuka kembali keran ekspor benih lobster. Menurutnya, kebijakan ekspor benih lobster hanya dilakukan di Indonesia dan merupakan hal yang aneh. Hal ini, kata dia, akan memotong pekerjaan dan pendapatan nelayan lokal.

"Lobster yang bernilai ekonomi tinggi tidak boleh punah, hanya karena ketamakan kita menjual bibitnya. Dengan harga seperseratusnya pun tidak," tulis Susi di akun Instagramnya, Selasa 10 Desember 2019.

4. Kritik Impor Beras

Usai tak lagi menjadi menteri, Susi kemudian mengkritik kebijakan pemerintah terkait impor beras. Menurutnya, masyarakat lokal mampu memproduksi beras berlimbah. Di Twitter, dia pun tak segan menyebut akun Jokowi dan sejumlah kementerian lainnya.

"Pak Presiden yth. Mohon stop impor beras, masyarakat masih ada yg panen, panen juga berlimpah. Mohon berikan dukungan kpd Pak Kabulog untk tidak melakukan impor. Juga melarang yg lain. @jokowi @KemenBUMN @kementan @Kemendag," cuit Susi Pudjiastuti di akun Twitter-nya, Ahad, 16 Maret 2021.

 

ANTARA | EKA YUDHA SAPUTRA | RIZKY DEWI AYU 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus