LAGI sibuk-sibuknya Perumtel membenahi manajemennya, kebocoran terus saja terjadi -- kali ini pada jaringan Sistem Komunikasi Serat Optik (SKSO). Akibatnya, Perumtel rugi minimal Rp 3,5 milyar. Angka ini dihitung dari 35 jam gangguan yang terjadi pada hubungan telepon -- per jam diperkirakan Rp 100 juta. Gangguan terjadi gara-gara kabel serat optik yang dipakai untuk SKSO dipotong tangan-tangan jail. Dan ini bukan yang pertama, tapi sudah ketiga kalinya. "Pencuri-pencuri kabel itu menyangka, kabel-kabel SKSO sama dengan kabel tembaga. Setelah tahu isinya cuma serat optik, mereka buang begitu saja," ujar Ka. Humas Perumtel, Mohamad Gempita, S.H. Pencurian terjadi pada Ahad malam, 26 Mei silam. Kabel yang dipotong sepanjang 50 meter dan perbaikannya makan waktu 35 jam. Penggunaan kabel serat optik ini -- menghubungkan Jakarta-Bandung-Tasikmalaya-Yogyakarta-Surabaya -- dibiayai oleh bantuan pemerintah Belanda sebesar 100 juta gulden, dan resmi dipakai sejak awal 1991. Pada pencurian pertama dan kedua, Perumtel perlu empat hari untuk memperbaikinya. "Sekarang kita sudah banyak belajar, jadi cepat teratasi," kata Ir. Musnan, Kawitel V Jawa Barat. Seluruh pencurian terjadi di satu lokasi: Ciranjang, yang menurut Musnan, terkenal rawan karena pencurian kabel.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini