VARIASI ekspor nonmigas Indonesia semakin kaya saja. Mulai dari bulu mata palsu, sapu lidi, sampai rumah jadi. Komoditi yang disebut terakhir ini terbuat dari papan, dengan sistem terurai alias knock down. Syahdan, dari Bali akan segera diberangkatkan 15 rumah jadi ke Hawaii, Amerika Serikat. Semuanya rumah panggung dengan arsitektur rumah adat Minangkabau, Batak, Toraja, dan Bali. Bahkan ada yang bergaya Jepang. Sang produsen, Nyoman Wijana, mengatakan bahwa proses pembuatan 15 rumah ekspor itu sudah dimulai sejak 1988. Dengan menyertakan 23 orang tukang untuk pemasangannya di lokasi, Nyoman berjanji semua rumah bisa ditempati dalam 90 hari setelah tiba di sana. Sedikit berpromosi, ia mengatakan, rumah-rumah buatannya tak kalah kuat dengan rumah beton. Uji coba sudah dilakukan, dan terbukti mampu menahan badai. Atap bagian bawah yang terbuat dari alang-alang diikat lebih kencang, sedangkan atap bagian atas terbuat dari sirap. Bahan bangunannya terbuat dari kayu jati, kayu ulin, lingua merah, dan sonokeling. Untuk bagian-bagian yang mesti diukir, Nyoman Wijana menggunakan kayu nangka. Tukang yang dipekerjakannya tak kurang dari 600 orang. Harga rumah? Per unit antara US$ 40.000 dan US$ 250.000. Bisnis rumah yang tergolong unik ini sudah dirintis Nyoman sejak 1985. Rumah pertama diekspornya ke Karibia. Tapi sukses Nyoman Wijana boleh dibilang adalah sukses juga buat John Gaverndiconi, seorang arsitek yang merancang dan menentukan konstruksi rumah-rumah tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini