Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Sadarlah, Banyak Kebiasaan Buruk Penyebab Sembelit

Sembelit atau konstipasi adalah gangguan atau masalah pada sistem pencernaan seseorang. Hati-hati kebiasan buruk penyebabnya.

22 Mei 2021 | 08.03 WIB

Ilustrasi sakit perut. Shutterstock
Perbesar
Ilustrasi sakit perut. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Sembelit atau konstipasi adalah gangguan atau masalah pada sistem pencernaan seseorang. Gangguan yang dimaksud adalah suatu kondisi ketika seseorang mengalami kesulitan saat melakukan Buang Air Besar (BAB), salah satu penyebabnya adalah karena feses yang keras. Kondisi sembelit dikatakan apabila frekuensi BAB selama satu minggu atau berlangsung tiga kali atau kurang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Gangguan pencernaan ini disebabkan karena usus besar atau kolon menyerap terlalu banyak air dari feses. Akibatnya pergerakan makanan berjalan lambat melalui saluran pencernaan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hal ini membuat usus besar punya lebih banyak waktu untuk menyerap air dari olahan makanan tersebut. Lebih jauh lagi, kondisi ini dipicu oleh beberapa faktor umum seperti:

Pertama, kurang mengonsumsi kandungan serat. Pasalnya serat sangat berperan membantu pergerakan sistem pencernaan, sehingga mencegah terjadinya sembelit. Makanan berserat mencakup sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian seperti gandum.

Selain itu beberapa jenis obat-obatan juga bisa menyebabkan sembelit. Seperti obat antinyeri golongan opioid, obat anti-depresan, obat anti-kejang, obat calcium channel blocking, antasida yang mengandung alumunium, dan diuretik.

Kondisi ini juga bisa disebabkan pola hidup sedentari atau banyak duduk. Seseorang yang tidak aktif secara fisik, kurang latihan aktif, atau diharuskan bedrest selama beberapa waktu beresiko terkena sembelit.

Penggunaan laksatif secara berlebihan bisa jadi pemicu sembelit. Seperti, memaksakan diri BAB harus dilakukan sekali sehari dengan bantuan zat laksatif. Sayangnya penggunaan laksatif dalam jangka panjang ini justru membuat tubuh mengalami ketergantungan.

Begitupun kurang konsumsi cairan akibat minum alkohol dan minuman berkafein seperti beberapa jenis soda atau kopi. Akibatnya  mengalami dehidrasi dan meningkatkan risiko sembelit. Bahkan susu, pada beberapa orang tertentu malah menyebabkan sembelit.

Terakhir, mengubah kebiasaan seperti jam makan, perubahan jam tidur, dan perubahan jadwal BAB dapat menjadi pemicu terjadinya konstipasi. Satu lagi kebiasaan menunda BAB. Misalnya karena sedang dalam perjalanan atau enggan menggunakan toilet umum. Jika diabaikan lebih lama hingga berhari-hari, dorongan BAB dapat hilang sehingga feses menjadi keras.

RAUDATUL ADAWIYAH NASUTION

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus