Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pada Februari 2025 melalui Online Single Submission (OSS) atau Sistem Perizinan Online mengumumkan bahwa PT Sanken Indonesia akan ditutup. Setelah hampir tiga dekade berkecimpung di dunia industri elektronik, PT Sanken resmi akan ditutup per Juni 2025. Keputusan gulung tikar ini didasarkan oleh beberapa alasan, termasuk dari permintaan perusahaan induk di Jepang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Keputusan gulung tikar perusahaan dengan cabang sebanyak 24 dan pabrik seluas hektar ini jelas memberikan dampak besar ke dalam pasar di Indonesia. Pasalnya, Sanken menjadi salah satu produsen komponen elektronik terbesar di Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Belum lagi menghitung inovasi dan produksi barang yang cukup banyak dikeluarkan oleh perusahaan ini. Mulai dari mesin cuci, dispenser air, lemari es, televisi LED dan juga tabung, air conditioning (AC), pemanas air tenaga surya, serta alat-alat audio.
Banyaknya jumlah barang yang diproduksi ini jelas membuat peredarannya di dalam masyarakat cukup tinggi. Bukan hal yang mengejutkan jika nantinya kebutuhan suku cadang masih tinggi di dalam industri elektronik. Dengan berita gulung tikar ini, maka kemungkinan akan berhentinya rantai pasokan industri lokal akan semakin menungkinkan. Terutama industri elektronik lokal yang menggantungkan kepada perusahaan besar, daripada suku cadang impor.
Selain itu, mengingat jumlah karyawan dari perusahaan ini cukup banyak maka akan ada peningkatan jumlah pengangguran nantinya. Pengangguran ini jumlahnya juga tidak pasti karena sistem penerimaan PT Sanken yang tidak hanya lewat satu pintu, melainkan ada karyawan tetap, kontrak, dll..
Adanya peningkatan pengangguran ini nantinya akan cukup terasa bagi masyarakat dan pemerintah. Peningkatan jumlah pengangguran ini nantinya akan mempengaruhi daya beli masyarakat karena tidak adanya pemasukan. Penurunan ini kemudian berbanding terbalik dengan peningkatan angka kemiskinan.
Penutupan pabrik ini juga akhirnya akan memaksa karyawan-karyawan yang diberhentikan dari pekerjaannya untuk reskilling kemampuannya lagi untuk mendaftar pekerjaan baru. Pekerjaan baru ini juga belum tentu nantinya akan sesuai dengan industri yang dijalani di PT Sanken.
Bane Raja Manalu sebagai bagian dari Komisi VII DPR juga telah menyampaikan kekhawatirannya akan pengumuman penutupan dari perusahaan ini. Ia mengungkapkan bahwa penutupan PT Sanken memiliki banyak pengaruh ke dalam industri di Indonesia sehingga pemerintah harus bisa meresponsnnya secara proaktif. Ia bahkan menduga bahwa penutupan ini nantinya bisa menjadi ancaman deindustrialisasi, dikutip dari Antara.
Adanya dugaan ancaman deindustrialisasi ini bukan tanpa sebab mengingat lamanya PT Sanken Indonesia berproduksi dan menyumbangkan banyak produk. Kontribusi-kontribusi perusahaan dalam memasok barang elektronik sekiranya menjadi catatan lagi untuk menemukan pemasok barang elektronik sebesar Sanken.
Walau PT Sanken sudah mengumumkan akan ditutup dan bukan karena permasalahan iklim industri di Indonesia. Sekiranya, penutupan ini memberikan dampak yang besar bagi industri elektronik di Indonesia. Yang mana ini bisa menjadi catatan bagi pemerintah untuk meninjau kembali kebijakan untuk mempertahankan industri-industri di Indonesia.