Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Satelit Multifungsi Dukung Jaringan Palapa Ring

Pemerintah bakal membangun 4.000 menara BTS lebih dulu.

16 Oktober 2019 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Teknisi melakukan pemeliharaan perangkat Base Transceiver Station (BTS) milik XL Axiata di menara yang berada di Pringgokusuman, Yogyakarta, 3 Oktober

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JAKARTA – Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Anang Latif, mengatakan proyek Palapa Ring akan diikuti dengan penyediaan satelit multifungsi untuk memenuhi kebutuhan jaringan Internet cepat. "Proyek satelit multifungsi sudah (masuk) fase kontrak sejak Mei lalu, kecepatan aksesnya 10 gigabita dan menjadi salah satu yang tercepat," kata dia di kantornya, kemarin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Satelit tersebut bernama Satelit Republik Indonesia atau Satria. Satelit berkapasitas 150 gigabita per detik (Gbps) itu dibangun oleh Thales Alenia Space.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Anang, Palapa Ring masih memiliki banyak kekurangan yang harus ditambal dengan satelit. Meski jangkauan Internet sudah menyentuh 514 kota dan kabupaten di Indonesia, kapasitas dan kecepatan aksesnya harus terus ditambah.

Anang mengakui proses pembuatan satelit masih harus menunggu hingga 2022. Dia pun mengaku sedang menyiapkan tender pengadaan satelit berikutnya untuk memenuhi kebutuhan. Selain menambah satelit, pemerintah memperbanyak backhaul atau jaringan pendukung Palapa Ring di daerah tertentu. Namun, kata Anang, upaya ini terganjal oleh persoalan dana. "Belanja teknologi informasi pemerintah rata-rata Rp 20 triliun, dana iuran operator Rp 4 triliun, sedangkan kebutuhannya jauh lebih tinggi," ujarnya.

Adapun untuk jangka pendek, pemerintah sedang mengebut pembangunan 4.000 menara pemancar atau BTS di Indonesia timur sebagai prasyarat utama agar proyek Palapa Ring Timur beroperasi penuh pada akhir tahun. Pembangunan menara yang menelan anggaran triliunan rupiah tersebut akan dibebankan kepada sejumlah operator, seperti Telkomsel, XL Axiata, Tri, Smartfren dan Indosat.

Asisten Deputi Telematika Utilitas Kementerian Koordinator Perekonomian, Eddy Satriya, tak menampik bahwa kesadaran pemerintah untuk membangun infrastruktur penunjang ekonomi digital memang terlambat. Pemerintah, ia melanjutkan, baru bergerak cepat begitu bisnis Internet mulai bergeliat pada 2015. "Sektor teknologi informasi tumbuh selalu dua digit," ucapnya.

Menurut Eddy, dari jumlah penduduk 264 juta, pengguna Internet di Indonesia mencapai 171 juta. "Trafik data dalam lima tahun ke depan bisa meningkat enam kali lipat," tuturnya. Tak hanya untuk masyarakat dan pebisnis, kata Eddy, saat ini instansi pemerintah meningkatkan belanja jaringan Internet untuk layanan publik.

Operator telekomunikasi pun berlomba membangun infrastruktur jaringan. PT Indosat Ooredoo Tbk, dalam rencana kerja tahunannya, berniat membangun 18 ribu menara BTS dengan anggaran US$ 2 miliar. Indosat juga sedang membuat satelit baru.

Vice President Regulatory Management Telkomsel, Andi Agus Akbar, mengatakan, untuk mendukung jaringan Palapa Ring Timur, perusahaannya menyiapkan 402 menara BTS. Pembangunan menara tersebut akan rampung tahun depan. "Kami juga memiliki satelit untuk berjaga-jaga saat jaringan kabel down," kata dia.ANDI IBNU


Satelit Multifungsi Dukung Jaringan Palapa Ring

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus