Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Sembilan Produk Organik Indonesia Tembus Pasar Inggris

Sebanyak sembilan perusahaan asal Indonesia yang bergerak dalam bidang makanan dan minuman organik, merambah pasar Inggris.

9 Desember 2018 | 09.58 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Salah satu gerai spesialis produk organik di Bandung Agri Market, Bandung, Jawa Barat, 13 Desember 2015. Berbagai produk tanaman jenis sayuran dan bahan untuk penanaman dijajakan dalam acara tersebut. TEMPO/Prima Mulia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak sembilan perusahaan asal Indonesia yang bergerak dalam bidang makanan dan minuman organik, merambah pasar Inggris. Produk organik Indonesia antara lain madu, singkong, kopi, beras hingga mi organik di Inggris.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Inggris Dr. Rizal Sukma menyampaikan masyarakat di Inggris memiliki tingkat kesadaran tinggi untuk beralih ke produk-produk pangan organik.

 

"Perubahan pola hidup menjadikan Inggris sebagai pasar organik terbesar di dunia dengan nilai sekitar 2,3 miliar poundsterling," ujarnya di pameran bertajuk Indonesia Organic Food di London, Jumat 7 Desember 2018.

Menurut dia, pertumbuhan pasar tersebut sejalan dengan pertumbuhan industri makanan organik di Indonesia. Sehingga peluang tersebut hendaknya dapat dimanfaatkan Indonesia di Inggris.

Kesembilan perusahaan yang mengikuti pameran itu adalah Javara, Imyco, Asosiasi Industri Organik Indonesia, Ladang Lima, Petrasa, Mozass Healthy Laboratory, CV Harapan Bersama, Cookwell dan PT Profil Mitra Abadi.

Dalam pameran yang digelar di Marriott Hotel County Hall, London, itu, juga terdapat demo masak yang dihadiri sekitar 200 pengunjung, serta acara bincang-bincang yang menampilkan pembicara yaitu CEO Javara Helianti Hilman, ahli gizi Vita Dikaryanto, dan Chef Budiono.

Helianti Hilman menyampaikan peningkatan pasar pangan organik penting untuk melindungi kekayaan ragam produk organik dan pengembangan kapasitas dari farmpreneurship petani Indonesia.

"Tantangan untuk memasuki pasar internasional adalah standarisasi, baik di tingkatan negara hingga di tingkat mikro seperti supermarket," ujarnya.

Untuk itu, menurut Helianti, dalam pengembangan usahanya melibatkan pengembangan kapasitas SDM petani untuk mampu menembus pasar dunia.

Helianti juga menyampaikan letak geografis Indonesia memiliki makna strategis dalam kemampuan untuk mensuplai maupun menyajikan ragam produk organik ke dunia, termasuk ke Inggris. "Secara alamiah, Indonesia adalah lumbung produk organik," ujarnya.

Ia menjelaskan pemasaran produk organik saat ini lebih banyak menggunakan media sosial. Hal ini berdampak pada makin tingginya konsumen yang berusia muda antara 25-35 tahun dari yang awalnya berusia sekitar 55 tahunan. Pergeseran yang sama juga terlihat pada kalangan produsen organik.

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus