BANGLADESH mungkin negara miskin, tapi mempunyai pasar yang lumayan. Setidaknya sebuah perusahaan seng di Medan, PT Intan Nasional Iron, berhasil memenangkan tender pemasokan seng ke negeri itu. Intan menyisihkan 20 saingan dengan menawarkan 12.000 metrik ton seng gelombang seharga US$ 7,5 juta (sekitar Rp 15 milyar). Ekspor perdana sebanyak 2.000 ton dimulai Agustus 1992. Untuk itu, seorang pejabat dari Departemen Sosial Bangladesh, Mohammad Abdul Hakim, yang meninjau pabrik seng itu 21 Agustus lalu, menilai bahwa seng produksi PT Intan memenuhi standar internasional dan harganya bersaing. Menurut Hakim, departemennya membutuhkan seng sebanyak 25.000 metrik ton. Hampir separuh dibeli dari PT Intan, sisanya yang 13.000 metrik ton lagi dibeli dari India dan Jepang. Namun, Dirut PT Intan, Tan Sri Chandra, dengan merendah mengakui bahwa kemenangan perusahaannya karena dibantu BDN (Bank Dagang Negara) Cabang Medan. Dalam tender tersebut, BDN memberikan surat jaminan bahwa PT Intan sanggup melaksanakan kontrak tender. Selain itu, PT Sucofindo akan mengawasi mutu ekspornya. Pabrik seng PT Intan berkapasitas 5.000 metrik ton per bulan. Selama ini pasar utamanya di dalam negeri, tapi ekspor juga dilakukan ke berbagai negara. Dan tentu saja ke Bangladesh. Sebelum ini, grup perusahaan yang dipimpin Chandra juga sudah mengekspor paku dan kaca ke Bangladesh. Kaca lembaran dihasilkan oleh PT Abdi Rakyat Bakti -- diekspor ratarata 400 ton per bulan. Sedangkan ekspor paku sebanyak 300 ton per bulan dihasilkan oleh PT Intan Sura Kartika.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini