Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Dari 16 BUMN Untuk Petani Kecil

Enam belas BUMN di bawah Dep.Keuangan menyalurkan dana Rp 1,2 milyar sebagai kredit kepada petani kecil. Dengan model usaha inti-plasma. Petani menjadi plasma, dan perusahaan inti adalah ybp.

5 September 1992 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEJAK BUMN dirangsang untuk efisien dalam arti lebih menekankan orientasi laba, fungsi mereka sebagai agen pembangunan menipis. Namun, hal itu mungkin bisa diimbangi oleh prakarsa yang dilancarkan 16 BUMN -- semuanya kebetulan langsung di bawah naungan Departemen Keuangan. Mereka adalah: Taspen, Danareksa, Asuransi Jasa Rahardja, Asuransi Kredit Indonesia, Asuransi Ekspor Indonesia, Asuransi Jiwasraya, Rajawali Nusantara Indonesia, Peruri, Reasuransi Umum Indonesia, Jasa Raharja, Pembangunan Perumahan, Pengusahaan Daerah Industri Pulau Batam, Jakarta Industrial Estate Pulogadung, Perum Pengembangan Keuangan dan Koperasi, Perum Husada Bhakti, dan Perum Pegadaian. Keenam belas BUMN itu telah menghimpun dana Rp 1,2 milyar, yang akan disalurkan sebagai kredit kepada petani kecil. Bunganya sangat murah: 6% per tahun dan pertama kali akan diberikan kepada petani di Pati, Jawa Tengah. Dengan model usaha intiplasma, petani menjadi plasma sedangkan perusahaan inti adalah Yayasan Bina Pembangunan (YBP). YBP, dibantu LP3ES dan Oisca (sebuah lembaga swadaya masyarakat dari Jepang), akan membina para petani untuk membudidayakan komoditi ekspor seperti melon, kobuscha, kapri Jepang, paprika, dan cabe Taiwan. Selain itu, petani diajari membuat perhitungan bisnis dan usulan proyek. Mereka yang lulus akan diberi kredit, sesuai dengan luas lahannya -- maksimal Rp 18 juta per ha. Membina petani ternyata tidak sulit, yang penting hasil mereka bisa dipasarkan. Soalnya, kalau pemasaran gagal, kredit untuk petani pasti macet. Tapi Menteri Keuangan J.B. Sumarlin menegaskan, "Proyek ini mesti berhasil. Kalau gagal, yang malu bukan cuma pemerintah pusat, tapi juga pemerintah daerah dan para pembinanya." Sumarlin meninjau proyek di Gunungwungkal itu, pekan lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus