Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Pemerintah mencari calon investor proyek Aerocity Bandara Kertajati.
Aerocity Kertajati mendukung pengembangan kawasan Segitiga Rebana di Jawa Barat.
Sebanyak 30 hektare lahan Aerocity Kertajati akan digunakan operator MRO pesawat.
BANDUNG — Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jawa Barat, Ferry Sofwan Arief, mengatakan rencana pengembangan kawasan industri pendukung penerbangan alias Aerocity Bandara Kertajati di Kabupatan Majalengka, Jawa Barat, terus berjalan meski sempat terganjal pandemi Covid-19.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Ferry, pemanfaatan lahan bandara hasil prakarsa pemerintah Jawa Barat era kepemimpinan Ahmad Heryawan itu masih terus dipromosikan. “Sambil membebaskan lahan secara bertahap, semua stakeholder mendukung pencarian calon investor proyek Aerocity Kertajati,” kata dia kepada Tempo, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ferry mengatakan pengembangan Aerocity Kertajati bisa mendukung pembangunan kawasan Metropolitan Segitiga Rebana, pusat industri baru yang dirancang Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Kawasan Segitiga Rebana, yang namanya diambil dari singkatan Cirebon-Patimban-Majalengka, terdiri atas 13 kota mandiri dan ditargetkan mencetak 4,3 juta pekerjaan dalam 20 tahun ke depan.
Selain kawasan Rebana, proyek lain yang akan berjalan adalah Kertajati Industrial Estate Majalengka (KIEM). Pembangunan pusat ekonomi baru itu membutuhkan anggaran US$ 86 juta atau sekitar Rp 1,2 triliun. Hingga Oktober tahun lalu, PT Dwipapuri Abadi masih tercatat sebagai pengembang proyek tersebut.
Petunjuk arah ke terminal kargo Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati, Majalengka. TEMPO/Prima Mulia
Direktur Utama PT Bandarudara Internasional Jawa Barat (BIJB), Muhammad Singgih, memastikan rancangan kawasan khusus kargo di Bandara Kertajati akan dieksekusi dalam waktu dekat. Kawasan yang direncanakan menjadi hub e-commerce itu berdiri di atas lahan seluas 68,4 hektare dengan kapasitas 500 ribu ton per tahun.
Sebanyak 30 hektare dari lahan tersebut direncanakan menjadi fasilitas penunjang pemeliharaan pesawat (maintenance, repair, and overhaul/MRO). Layanan MRO di Aerocity Kertajati akan diprioritaskan untuk pesawat pemerintah, baik milik TNI, kepolisian, maupun Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Peluang bisnis MRO itu sedang dijajaki dalam bentuk kemitraan, antara BIJB dan PT GMF AeroAsia Tbk.
Direktur Utama GMF AeroAsia, Andi Fahrurrozi, memperkirakan inflatable structure hangar, salah satu fasilitas MRO, bisa dioperasikan di Bandara Kertajati sekitar lima bulan lagi jika sudah disetujui regulator. “GMF AeroAsia berminat membangun AMO Center (pusat pemeliharaan pesawat terintegrasi),” ujar dia.
Manajer Keselamatan Rimbun Air Cargo, Yusri Supii, sebelumnya mengatakan maskapai masih cenderung mencari jasa MRO di fasilitas PT GMF di Bandara Soekarno-Hatta, Banten. Fasilitas pemeliharaan pesawat pun ada di Bandung, Batam, serta Pangkalan Udara Pondok Cabe, Tangerang Selatan. “Lokasi MRO mana pun tak masalah bagi konsumen, selama areanya memenuhi kualifikasi,” ucap dia.
Kepada Tempo, Wakil Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Bidang Rantai Pasok dan E-Commerce, Trismawan Sanjaya, menilai jalur distribusi barang lewat Bandara Kertajati belum menarik untuk pasar logistik. Belum ada potensi muatan balik bila pengusaha barang mengirimkan truk menuju Majalengka. “Perlu dibangun peta komoditas unggulan di sekitar Kertajati agar ada returned cargo,” tutur dia.
YOHANES PASKALIS, AHMAD FIKRI (BANDUNG)
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo