Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Pelaku usaha mikro kecil menengan (UMKM) sektor konveksi dan sablon mengaku belum menikmati cuan dari momen kampanye Pemilu 2024. Orderan alat peraga kampanye anjlok hingga 70% dibanding Pemilu 2019.
"Bukan tidak dapat orderan, tapi masih banyak kurang," kata Ketua Indonesia Pengusaha Konveksi Berkarya (IPKB) Nandi Herdiaman di Kantor Kementerian Koperasi UKM, Senin, 8 Januari 2024.
Dulu, tiga bulan sebelum kampanye, kata Nandi, pengusaha konveksi sudah kebanjiran order. Orderan dari partai bisa mencapai 10 juta keping. Kini hanya di anngka puluhan ribu dari calon anggota legislatif.
Orderan itu pun, kata dia, biasanya mendadak dan bergantung pada acara. Misalnya, orderan 50 ribu untuk acara deklarasi.
"Pesta demokrasi yang tadinya jadi 'THR' kami, bonus, sekarang bukan tidak ada, tapi sedikit," ujar Nandi.
Kemenkop UKM mengimbau partai politik dan calon anggota legislatif yang punya bisnis alat peraga kampanye untuk melibatkan pelaku UMKM dalam rantai pasok bisnisnya. Dengan begitu, momen Pemilu bisa berdampak positif ekonomi ke pelaku UMKM.
"Parpol, caleg, dan tim sukses Pilpres mestinya secara nyata memberikan keberpihakan kepada UMKM dan membantu promosi serta penjualan untuk membantu keberlangsungan UMKM," ujar Deputi Bidang Usaha Mikro Kemenkop UKM Yulius, Senin, 8 Januari 2024.
Kemenkop UKM mengaku telah mewawancarai 15 pelaku UMKM di Pasar Jaya Tanah Abang dan Pasar Senen. Hasilnya, omzet anjlok antara 40 hingga 90 persen dibandingkan Pemilu 2019.
"Ini memang bukan kasus nasional. Tapi kami mau menunjukkan situasinya," ujar Yulius.
Sejumlah faktor disebut menyebabkan anjloknya omzet pelaku usaha konveksi dan sablon saat ini. Mulai dari peralihan orderan ke e-commerce, jangka waktu kampanye yang singkat, hingga pilihan peserta pemilu untuk lebih bagi-bagi sembako ketimbang kaos. Selain itu, ada peralihan tren kampanye secara online.
"Peserta pemilu mengalokasikan dana untuk influencer, (kampanye) di media sosial, buzzer," ujar Yulius.
Selain mengimbau parpol dan caleg, pihaknya mendorong pelaku UMKM memperluas pasar dan pemasaran melalui ekosistem digital. Selain itu, menjembatani aspirasi para pelaku UMKM di Pasar Jaya untuk membentuk wadah pemasaran online terpadu.
"Kami berkoordinasi dengan Pemprov DKI Jakarta dan lintas kementerian/lembaga terkait untuk mendorong terciptanya marketplace PD Pasar Jaya sebagai wadah pemasaran bagi Pelaku UMKM di lingkungan PD Pasar Jaya," kata Yulius.
Riri Rahayu
Pilihan Editor: Banyak Baliho Hilang, Relawan Ganjar Yogyakarta Buat Posko Sablon Kaus Gratis Gantika Alat Kampanye
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini