MENTERI Keuangan Ali Wardhana boleh mengusap tangannya Inflasi di penghujung tahun ini diperkirakan tak mencapai 20%, suatu hal yang memang menjadi sasaran pemerintah. Indikasi ini bisa dilihat di akhir September 1980. Ketika itu tingkat inflasi bulanan hanya merangkak 0,36%--tingkat kenaikan yang terendah sejak Maret 1980. Dengan demikian inflasi selama sembilan bulan pertama tahun ini tercatat 12,4%. Belum diketahui berapa besarnya kenaikan inflasi di bulan Oktober. Diperkirakan tak akan jauh berbeda dengan yang terjadi di bulan sebelumnya. Tapi tiga bulan terakhir sebelum tutup tahun 1980 merupakan musim paceklik karena panen gadu sudah berakhir. Kalau pun selama dua bulan terakhir 1980 ini terjadi kenaikan yang agak dahsyat, itu mungkin pengaruh dari apa yang terjadi di luar negeri. Inflasi dunia, cepat atau lambat akan terpengaruh oleh harga minyak, terutama akibat baku hantam antara Irak dan Iran yang belum juga reda. Konflik bersenjata antara kedua negara yang cuma berbeda satu huruf itu nampaknya memang bisa membawa pengaruh pada harga minyak dunia. Setidaknya dalam tubuh organisasi negaranegara pengekspor minyak (OPEC) kini masih menjadi tanda tanya: Akankah sidang reguler OPEC di Bali yang direncanakan berlangsung 15 Desember 1980, dihadiri oleh dua anggota penting yang lagi berkelahi itu? Seorang pejabat Pertamina optimistis kedua anggota OPEC itu akan hadir. "Hanya saja letak kursi mereka tak lagi akan bersebelahan. Tapi mungkin berhadap-hadapan, ditengahi Indonesia di kepala meja perundingan," katanya. Tapi yang juga menarik adalah jumlah uang beredar yang bertambah dengan 13,6% selama kuartal kedua 1980. Ini suatu kenaikan yang cukup deras dibandingkan pertambahan yang terjadi pada kuartal sebelumnya. Jumlah uang beredar naik 5,3% di kuartal ketiga 1979, lalu naik 4,3% di kuartal keempat 1979, dan meningkat 12,2% selama kuartal pertama 1980. Kenaikan yang besar di dua kuartal terakhir ini--yaitu 12,2% dan 13,6%--sebagian besar berasal dari cadangan devisa pemerintah yang melonjak akibat kenaikan harga minyak ekspor Indonesia. Terakhir cadangan devisa di Bank Indonesia tercatat US$ 6,8 milyar. 1 1/2 Juta "Pertambahan uang beredar yang besar ini akan ikut mendorong kenaikan inflasi," kata seorang bankir di Jakarta. Memang banyak yang khawatir begitu. Tapi pengalaman menunjukkan, untuk Indonesia korelasi antara tingkat pertambahan uang beredar dengan inflasi tidak selamanya positif. Di kuartal pertama tahun ini misalnya, jumlah uang beredar naik l2,2%, tapi tingkat inflasi selama itu bisa ditekan hanya 2,8%. Jumlah kredit bank di kuartal dua naik 6,3% sesudah di kuartal satu 1980 naik hanya dengan 1,9%. Faktor terbesar yang mempengaruhi jumlah kredit bank adalah jumlah kredit langsung Bank Indonesia untuk perusahaan dan lembaga-lembaga pemerintah. Kenaikan kredit bank yang besar di kuartal dua disebabkan pertambahan kredit Bl untuk sektor perdagangan sebesar Rp 109 milyar. Dalam sektor perdagangan ini termasuk kredit untuk pengadaan pangan. Maka kemungkinan besar pertambahan kredit itu berasal dari melonjaknya permintaan kredit oleh Bulog untuk impor beras. Indonesia merencanakan mengimpor beras 2,5 juta ton untuk tahun fiskal sekarang ini, sekalipun menurut Ketua Bulog Bustanil Arifin baru-baru ini di depan DPR, "realisasi impor beras tahun ini hanya akan mencapai 1,5 juta ton. " Di kuartal pertama 1980 terjadi pertambahan kredit bank yang cukup kecil. Sebabnya adalah penurunan kredit langsung dari Bl yang diberikan untuk sektor pertambangan sebanyak Rp 100 milyar. Kredit untuk sektor ini sudah termasuk kredit untuk Pertamina guna mencicil pembayaran utang-utang luar negerinya. Jadi pembayaran cicilan oleh Pertamina ke Bl mungkin merupakan sebab utama dari pertambahan kredit bank yang cukup kecil di kuartal satu tersebut. Menarik juga untuk dicatat pertambahan kredit dari masing-masing bank selama setengah tahun pertama ini: Untuk kuartal satu dan dua kredit bank pemerintah naik 7 dan 6% bank swasta nasional menaikkan kreditnya dengan 7,6% dan 13%, sedang kredit bank asing hanya naik kurang dari pada kuartal satu dan hanya 3% di kuartal dua.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini