Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Menarik, Asal...

BTN akan menawarkan obligasi perumahan. dengan bunga lebih tinggi dari bunga deposito berjangka untuk merangsang masyarakat. dana yang diperoleh akan dipakai untuk membangun perumahan murah.

1 November 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEPERTI mau menghindari angka sial Gedung Bursa yang dulu terletak di Jalan Merdeka Selatan 13, Jakarta, sekarang menempati nomor 14, berlantai 3. Ruangan call-nya kelihatan mewah dibatasi dinding-dinding kaca. Di sekelilingnya tergantung memanjang papan tulis hitam tempat catatan kurs yang terjadi pada hari bursa. Gedung bursa yang diresmikan Menteri Keuangan tanggal 30 Oktober ini - agaknya akan menampung kegiatan yang makin meningkat. Januari mendatang misalnya dari sini akan dipasarkan obligasi rumah. Bank Tabungan Negara (BTN) akan menawarkan obligasi yang harganya berkisar antara Rp 5.000 sampai Rp 10.000 selembar. "Dana dari msyarakat ini akan dipakai untuk membangun perumahan murah," urai Prayogo Minhad, Dir-Ut BTN. Sebenarnya dana yang diperoleh BTN dari pemerintah cukup besar. Antara lain bersumber dari Tabanas, penyertaan modal pemerintah (PMP) dan kredit likwiditas dari Bank Indonesia. Sejak Desember 1976 sampai Juni 1980 kredit pemilikan rumah yang dikeluarkan BTN berjumlah Rp 39,2 milyar dengan jumlah rumah 16.936 buah. "Kendati dana yang tersedia sudah cukup besar, kami memerlukan dana yang lebih besar lagi," kata orang pertama BTN itu. Untuk tahun 1981 BTN merencanakan kredit pemilikan rumah Rp 83 milyar. Atau hampir 2 kali lipat dari seluruh dana yang dikeluarkan BTN selama 3 1/2 tahun. Kalau dihitung dari jumlah rumah maka dana itu akan mampu menyediakan 30.000 unit rumah. Kalangan BTN sendiri belum berkenan menyebutkan berapa besar dana yang di- harapkan mengalir dari obligasi di Pasar Modal. Tapi dari J.A. Turangan, Ketua Badan Pelak6ana Pasar Modal (Bapepam) diperoleh isyarat jumlahnya mencapai Rp 25 milyar Jangan Terulang Obligasi, atau surat pengakuan utang pada masyarakat itu, jangka waktunya menurut kabar minimal 3 tahun. Dengan imbalan bunga yang menarik tentunya. "Untuk menggiurkan masyarakat kemungkinan obligasi itu berhadiah. Sedang bunganya harus lebih tinggi dari bunga deposito berjangka bank pemerintah," kata Turangan. Sekarang ini deposito berjangka 2 tahun berbunga 15% per tahunnya untuk jumlah sampai dengan Rp 2 1/2 juta. Lebih dari jumlah itu 12%. Kalau jangka waktunya 1 tahun bunganya 9%. "Obligasi itu baru menarik jika bunganya sekitar 13 sampai 14% per tahun," ulas J.A. Sereh, Dir-Ut PT Danareksa. Akan lebih merangsang lagi, katanya, kalau obligasi itu diterima Bank Indonesia sebagai agunan kredit. Setelah BTN kabarnya akan menyusul pula PT Jasa Marga, pengelola jalan bebas-hambatan. oengan bunga yang tinggi pemasaran obligasi ini diharapkan akan menarik. Tetapi buat calon pembeli yang penting adalah jaminan tidak berulang lagi sejarah obligasi yang lama. Obligasi pembangunan Rl 1964 yang oleh pemegang disangka sudah tak berharga, tiba-tiba melonjak dengan Pengumuman Menteri Keuangan tanggal 5 Maret 1979 yang memutuskan melunasi sekaligus obligasi negara yang ada. Mereka yang sempat mencium sebelum pengurnuman itu tersiar mengambil kesempatan memborong obligasi dari mereka yang terlena. "Masyarakat pembeli jangan sampai dirugikan lagi," Nyonya Sundari mengharap. Pegawai perusahaan negara ini soalnya tersambar rezekinya dalam kasus obligasi pembangunan Rl 1964,

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus