Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Seret-Seret Santai

Pembangunan fisik proyek Asahan agak tersendat. Sementara itu menteri perindustrian suhud telah berunding di Tokyo, yang oleh pihak Jepang diperkirakan biaya akan meningkat. (eb)

16 September 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PERMULAAN pembangunan fisiknya diresmikan oleh Menteri Perindustrian A.R. Suhud Juni yang lalu. Seyogianya tiga bulan kemudian, jika Menteri pergi lagi ke sana sesudah Lebaran ini, diharapkan banyak kemajuan yang bisa dilihat. Tapi nyatanya tidak. Menurut laporan Amran Nasution dari TEMPO, ada kesan orang bahwa pekerjaan di proyek Asahan "agak tersendat" sementara menunggu hasil perundingan di Tokyo. Umpamanya di Tanjung Gading, tempat yang disediakan untuk kota baru, beberapa bulldozer saja yang dikerahkan untuk meratakan tanah. Di lepas pantai Kuala Tanjung, di mana pelabuhan yang menjorok ke laut sejauh 2,5 km akan dibangun, satu dari dua kapal keruk saja yang bekerja. Mesin-mesin seberat 5500 ton sudah tiba di pelabuhan Belawan tapi masih belum diangkut ke proyek. Namun, kata seorang pejabat proyek berbangsa Jepang, "pekerjaan masih sesuai dengan rencana. Semua berjalan lancar." Dia membantah bahwa ada keterlambatan gara-gara perundingan di Tokyo, Menteri Suhud telah pergi ke dan kembali dari Tokyo membicarakan soal biaya proyek Asahan yang oleh pihak Jepang diperkirakan akan meningkat ke 411 milyar Yen (sekitar $ 2.163 juta) jika hendak diselesaikan seperti rencana semula. Tiga tahun lalu, biayanya ditaksir 250 milyar Yen ($ 812 juta, berdasar kurs ketika itu). Tadinya, Indonesia menyumbang 10% dari keseluruhan modal. Kini dalam tempo dua tahun Indonesia harus meningkatkan bagian sahamnya ke 25%. Sisanya dikuasai oleh kelompok modal Jepang, termasuk badan resmi dan perbankan komersiilnya. Indonesia telah menyanggupi untuk meningkatkan modalnya, bahkan sudah menyetujui pula rencana penambahan pinjaman untuk keperluan proyek patungan ini. Disesuaikan Lagi Maka dengan biayanya yang meningkat itu, perusahaan patungan Indonesia-Jepang ini dimungkinkan untuk meminjam dalam jumlah lebih besar. Pertimbangan modal-pinjaman dalam persetujuan baru dirobah menjadi 22,2-77,8 dari yang tadinya 30-70. Sedang partisipasi Indonesia pun makin lebih besar dalam memikul beban keuangannya, terutama karena bagian modal Indonesia perlu ditingkatkan dari 10% ke 25%. Dengan persetujuan baru itu, proyek Asahan yang mencakup dua pembangkit tenaga listrik, satu pabrik pengolahan aluminium, pelabuhan, kota baru dan fasilitas lainnya akan terjamin untuk dikerjakan terus. Pabrik aluminium itu akan berkapasitas produksi 225.000 ton setahun pun diharapkan bisa mulai menghasilkan pada tahun 1984. Sementara itu di Asahan sendiri banyak orang bertanya-tanya apakah biaya kontrak konstruksi yang ditutup sebelumnya juga bisa disesuaikan lagi. Ini erat kaitannya dengan upah buruh. Kontraktor setempat membayar buruh kasar Rp 700 sehari, tanpa catu maupun tunjangan lainnya. Tingkat upah itu masih belum menarik di pasaran tenaga kerja setempat. Juga dipersoalkan orang bagaimana dengan harga tanah yang tadinya ditetapkan proyek Rp 80 per meter. Penduduk setempat sudah membayangkan kemungkinan adanya kenaikan harga ganti rugi. Dalam bulan-bulan mendatang ini akan banyak tanah yang harus dibebaskan di sana. Tapi kenaikan biaya yang sudah disetujui di Tokyo masih belum tentu otomatis semua harga resmi diiinkan naik di daerah Asahan. Setidaknya, demikian kesan sementara yang diperoleh koresponden TEMPO dari percakapan dengan para pejabat proyek itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus